Duduk di dalam mobilnya, tatapan Lu Yanchen dalam ketika ia memandang ke arah kedua orang di luar yang mengobrol dengan riang. Wajahnya terlihat kabur di balik aura dingin yang memusingkan—seakan rupanya yang tampan dibuat dari es, dan satu sentuhan saja bisa membekukan seseorang sepenuhnya.
Tapi anehnya, kedua mata itu melontarkan kobaran yang kuat dan membara.
Ia mencengkeram roda kemudi dengan sekuat tenaga, berusaha keras untuk menahan keinginannya untuk berlari keluar dari mobil dengan membuat tubuhnya kaku. Ia hanya memandang sampai wanita itu memasuki gedung dan mobil pria itu pergi, sampai tak ada lagi yang tersisa.
Sekelilingnya kembali pada kedamaiannya seperti biasa. Pada kenyataannya, semuanya tetap damai, kecuali sistem tubuh pria itu.