Ketika panggilan itu tersambung dan Lu Yanchen mendengar suara pria di ujung lain, hatinya terasa seakan tenggelam ke gua es paling dalam di dunia. Ia tidak perlu menebak untuk tahu sedang bersama siapa Shi Guang sekarang.
Ia menarik kerah bajunya yang berpotongan sempurna dengan keras, menyebabkan dua kancing terlepas dari kemeja putihnya. Memejamkan mata, ia mengepalkan tinjunya begitu erat sampai tangannya gemetar—itu adalah satu-satunya cara agar ia bisa menahan api yang membara di hatinya dan tidak memukul lantai dengan seluruh tenaganya.
Suara Shi Guang yang terdengar dari ujung lain terdengar sangat berhati-hati, bahkan seperti menyembunyikan sebersit rasa bersalah.
Kenapa dia berhati-hati? Merasa bersalah? Dia yang tahu betul…. Apakah karena ia akan terlambat? Atau ia bermaksud untuk izin cuti? Atau mungkin, ia menyembunyikan sesuatu?