Wajah Lu Yanchen menggelap. Tepat saat Yang Sitong hendak menyentuhnya, tubuh Lu Yanchen yang lincah berbelok tajam sebelum ia menjulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Yang Sitong.
Duk!
Yang Sitong terlempar oleh Lu Yanchen dengan keras, dan ia menghantam lantai dengan kuat. Rasa sakitnya membuatnya tersedak udara napas yang dingin, tercengang, dan nyaris tidak tersadar selama waktu yang cukup lama.
Gerakan Yang Sitong tersebut membuat kesabaran Lu Yanchen habis total. Wajahnya yang tanpa ekspresi membawa aura membunuh yang mengancam, sementara ia menggeram, mendesiskan setiap kata dengan dingin dan perlahan, "Aku tidak pernah bersikap kasar kepada perempuan. Jadi jangan paksa aku… dan jangan menantang batasku lagi, apalagi menghabiskan titik terakhir kesabaranku yang kusimpan hanya karena kau pernah menyelamatkanku. Aku memberimu dua pilihan sekarang—pakai bajumu dan enyah dari sini, atau aku sendiri yang akan melemparmu keluar sekarang juga!"