Lu Yanchen menatap wanita di depannya. Mengenakan kaus dan celana jeans pendek yang santai, kaki jenjangnya menguarkan penampilan malas yang menyembunyikan sebersit aura menggoda.
"Di mana matamu? Tidak bisa melihat arah jalanmu?" Tanpa ekspresi, ia terlihat sangat suram dan kaku.
"Bukannya aku sudah minta maaf?" Shi Guang bergumam.
"Dan maaf saja cukup?"
Kaki Lu Yanchen yang panjang dan kuat melangkah maju, dan Shi Guang pun langsung melompat ke belakang dengan refleks. "Lalu apa lagi? Bukannya aku hanya menabrakmu sekali? Kau tidak terbuat dari tahu, kau tidak akan hancur hanya karena ditabrak."
Setiap kali ia bertemu dengan pria itu, selalu ada perasaan kalahโpria itu benar-benar kutukan di dalam hidupnya. Ia hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena telah bergaul dengannya ketika masih muda.
Tentu saja, tidak diragukan lagi bahwa karma dan pembalasan itu ada.