Ketika Shi Guang terbangun, hari sudah siang dan tak ada siapa-siapa di sebelahnya. Ia menggosok matanya dan bangkit perlahan, tanpa mengetahui bagaimana bisa ia tertidur semalam. Sementara itu, ia jelas-jelas merasa gelisah dan pikirannya waspada.
Ia hanya bisa menyalahkan kelelahan yang dialaminya semalam dan cara Lu Yanchen mengelus perutnya yang terlalu nyaman, sehingga ia tanpa sengaja jatuh tertidur. Hanya saja, ia tertidur terlalu nyenyak sampai tidak sadar kapan Lu Yanchen pergi.
Sembari meregangkan tubuh, Shi Guang berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, lalu pergi ke dapur dan bersiap untuk memasak. Tak disangka, sudah ada sarapan di atas meja, dan penanak nasi di dapur masih menyala, menghangatkan semangkuk air gula dan jahe di dalamnya.
Gerak-gerik Lu Yanchen benar-benar masih penuh perhatian, seperti dahulu.