Seraya berbaring di kasurnya, Shi Guang menatap Lu Yanchen dengan kaget. Pria itu terlihat frustrasi; ia melepaskan dua kancing paling atas di kemejanya sebelum berbalik dan berjalan keluar. Tak lama kemudian, ia kembali dengan semangkuk air gula merah.
"Duduk dan minum ini dulu."
Dulu, ketika Shi Guang mengalami menstruasi, Lu Yanchen selalu menyiapkan air gula merah untuknya dan merawatnya dengan hati-hati. Kejadian itu mirip sekali dengan yang terjadi di masa lalu.
Tanpa sadar, Shi Guang mengepalkan tangannya. "A-aku… sudah kuminum."
"Semangkuk lagi, kalau begitu." Tatapan Lu Yanchen dingin bagai es ketika mengatakannya, dengan tangan menyendoki sesuap larutan berwarna gelap dan mata menatap Shi Guang. "Buka mulutmu."
Shi Guang, "..."
Selama sesaat, ruangan itu sunyi senyap.