Lu Yanchen mencoba sebisa mungkin untuk berkonsentrasi, tapi fokusnya seperti layang-layang yang terputus dari benangnya: terbang menjauh dan menjauh dari tubuhnya. Bibirnya tergetar sekilas; ia tidak tahan untuk tidak melirik sekali lagi ke arah Shi Guang.
Ia sudah merasa sangat panas hanya dengan tatapan pertama.
Tapi yang kedua? Membuatnya merasa seperti berada di atas panggangan.
Shi Guang jelas-jelas hanya sedang berbaring tanpa melakukan apa-apa. Tapi bagi Lu Yanchen, gadis itu sedang menggodanya, memancingnya untuk menyerang, menaklukkannya, tenggelam di dalam dirinya.
Rasanya terlalu panas. Tiba-tiba, AC di ruangan itu seperti gagal berfungsi. Bahkan udara yang dihirupnya terasa berasap, mengubah segalanya menjadi api. Rasanya terlalu panas sampai jantungnya pun membara!
Tiba-tiba saja, Lu Yanchen bangkit dan melangkah lebar, dan berkata dengan nada dingin, "Duduklah yang benar."