"Tidak semua murid mendapat persetujuan semacam itu dari surga. Sebenarnya aku tidak begitu mengerti mengapa ia satu-satunya yang menerima persetujuan."
Fan Qianshi tidak mengatakan apa-apa. Ia berdiri di sana, merasa sebodoh sepotong kayu. Butuh beberapa saat baginya untuk tersadar dari kebingungan yang ia alami. Akhirnya, angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela, menggelitik wajahnya dengan dinginnya malam dan menyadarkan dia dari lamunannya.
Ia menggeser tubuhnya ke arah Gu Xi Jiu sambil menatap wanita di tempat tidur itu. Pikiran Gu Xi Jiu sudah makin mendalam hingga tertidur nyenyak. Dia tampak sangat polos, dengan pipinya yang masih merona dengan warna merah jambu ceri. Bulu matanya yang lentik dan gelap dengan ringan mengikuti alur matanya menjadi dua garis melengkung.
Tergoda oleh kecantikannya, Fan Qianshi berbisik, "Guru ..."