Guan Yaning sudah mengenal kekuatan kapal perang pemimpinnya. Bahkan, ia mengenal kapal itu lebih baik daripada orang lain. Dahulu ia berpikir bahwa tidak ada yang cukup hebat untuk menghancurkannya. Menurut Duan Muyan, kapal itu adalah hadiah dari langit dan bumi dan berisikan kekuatan matahari dan bulan. Guan Yaning tidak pernah menyangka akan melihat kapal perang itu hancur dengan begitu mudah dan cepat. Bahkan, ia tidak bisa memercayainya sampai mulutnya dibiarkan ternganga.
Di Hao kecil masih berada di sebelahnya. Anak itu tersenyum dan bersorak, "Berhasil!"
"Ah?" Guan Yaning melihat kembali ke tempat terakhir kali ia melihat pesawat ruang angkasa Duan Muyan dan membelalakkan matanya tetapi tidak bisa melihat apa-apa. "Apakah kamu mengatakan bahwa ayahmu berhasil? Mengapa aku tidak melihatnya?"