Wanita itu benar-benar marah. Keriput di wajahnya terlihat aneh. Suaranya setajam angin musim dingin yang berhembus melewati telinga.
Rasanya sangat dingin seolah-olah telah terjatuh ke dalam kolam es.
Area ruang tamu itu sangat besar. Ada tekanan yang kuat.
Hanya ada keheningan selama beberapa saat.
Senyuman Bai Muchuan menjadi lebih dingin ketika dia mendengarkan wanita itu.
Saat dia masuk ke dalam rumah, dia selalu tersenyum. Tapi tatapannya tidak pernah tertuju pada wanita yang cemberut itu.
"Seseorang akan mudah jatuh sakit kalau AC-nya dinyalakan sekencang mungkin!"
Entah kepada siapa Bai Muchuan berbicara, dia hanya naik ke lantai dua sambil mengerutkan bibir.