Xiang Wan tidak mendapat jawaban.
Bagi Bai Muchuan, dia mungkin masih seorang tersangka.
Kenapa dia harus memberitahunya tentang detail kasus yang belum bisa diungkapkan itu?
Xiang Wan merasa kebingungan, terkejut, dan sangat takut soal kamera kecil pengintai itu.
Tidak ada pilihan lain kecuali tetap disini.
Untungnya, tidak ada anggota keluarga Bai yang lain di villa ini. Pengasuh Li dikirimkan oleh ibu Bai Muchuan untuk menjaganya ketika dia baru dipindahkan dari ibu kota menuju kota Jin. Pengasuh Li adalah orang yang mudah bergaul. Dia tahu bagaimana bergaul dengan baik dan hal itu menyelamatkan Xiang Wan dari rasa malunya.
Pagi hari.
Xiang Wan memeriksa ponselnya, lalu lanjut menulis ceritanya.
Siang hari.
Dia masih lanjut menulis ceritanya lalu memeriksa ponselnya.
Saat makan malam, Xiang Wan melihat 3000 kata menyedihkan yang dia tulis dalam kondisi frustasi.
Xiang Wan bukanlah penulis yang bisa mengumpulkan persediaan chapter untuk novelnya. Karena dia tertarik dengan banyak hal. Itulah yang membuat dia mudah terganggu. Dengan kepolisian yang menginvestigasi kematian Zhao Jiahang, kasus itu semakin lama semakin menarik perhatian. Kolom ulasan dan komentar miliknya terlihat lebih ramai dibandingkan kemarin.
Pikirannya dipenuhi oleh rasa cemas.
Dia tidak bisa berkonsentrasi menulis ceritanya, ketika kasus itu masih belum selesai.
Fang Yuanyuan: "Uhh, ayolah! Kamu bisa membujuk orang lain dengan alasan itu, tapi bukan aku! Bahkan sebelum kasus itu terjadi, kamu juga tidak banyak menuliskan chapter..."
Sepupunya balas mengejek setelah melihat penjelasan Xiang Wan di ponselnya.
Dia mencoba meyakinkan Xiang Wan untuk menulis lebih banyak chapter, agar novelnya dilanjutkan saat novel itu masih menarik banyak perhatian. Tapi, setelah gagal melakukannya, dia mengumpulkan alasan lain kenapa Xiang Wan dianggap sebagai penulis tanpa harapan.
Fang Yuanyuan: "Cerita yang tidak populer dan sifat yang malas! Bahkan makhluk abadi pun tidak akan bisa menyelamatkanmu!"
Xiang Wan merasa diperlakukan tidak adil.
Xiang Wan: "Siapa yang bilang aku malas? Aku hanya ingin menulis buku yang berkualitas. Apa kamu tahu buku yang berkualitas? Kalau aku menulis cerita tentang tokoh utama yang polos, manis, dan bodoh, aku bahkan bisa menulis 20,000 kata sehari tanpa ada masalah..."
Fang Yuanyuan: "Aku sudah sering mendengar omong kosong itu, mulai tahun lalu sampai sekarang. Nyatanyanya, kamulah orang yang polos, manis, dan bodoh itu!"
Dia menyerang titik kelemahan Xiang Wan tanpa ampun.
Fang Yuanyuan: "Apa salahnya dengan novel-novel yang mengisahkan tokoh utama yang manis dan polos? Mereka bisa menulis dengan cepat, merilis lebih banyak, dan mendapat lebih banyak uang! Bahkan dalam satu tahun, kamu tidak akan bisa mendapatkan penghasilan yang sama dengan penghasilan mereka dalam sehari!"
Xiang Wan: "Fang Yuanyuan... Jangan mengejekku seperti itu!"
Argumennya terdengar lemah dan tak memiliki kekuatan.
Fang Yuanyuan: "Bangunlah, Xiang Wan! Orang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan! Kamu benar-benar tidak cocok untuk menulis novel online. Hal yang aneh, baru, cepat, menarik perhatian, dan faktor yang menyenangkan – itu adalah poin utamanya. Orang-orang membaca buku hanya untuk mengisi waktu luang, bukan masuk ke dalam dunia klasik!"
Xiang Wan terdiam.
Ini bukan pertama kalinya Fang Yuanyuan menegurnya, karena gagal memahami sisi psikologis pasar dan khalayak umum.
Dia harus mengakui kalau Fang Yuanyuan memiliki poin yang tepat.
Ada waktu dimana dia juga ingin berubah.
Dia berusaha keras menulis novelnya, namun masih saja gagal. Dia juga merasa putus asa!
Xiang Wan: "Maafkan aku!"
Dia mengacak-acak rambutnya, dan kepalanya hampir menyentuh keypad-nya.
Xiang Wan: "Aku belum pernah menulis buku yang sukses… dan kamu belum bisa membanggakan dirimu di depan bagian editorial. Tidak hanya itu, kamu juga selalu membereskan masalahku. Tapi... aku masih belum mau menyerah."
Sepupunya itu cukup lama merespon.
Fang Yuanyuan: "Kalau kamu memberitahukan kenapa kamu ada di rumah Detektif Bai, dan tidak bisa datang ke kencan buta, aku akan membantu membujuk ibumu!"
Xiang Wan Dia mengetik dengan santai: "Kamu ingin tahu?"
Fang Yuanyuan: "Iya!"
Xiang Wan: "Aku tidak ingin memberitahu. Aku akan membuatmu penasaran!"
Fang Yuanyuan: "?"
Xiang Wan dan Fang Yuanyuan memiliki bibi termuda yang sama. Ibu Xiang Wan memiliki dua saudara perempuan. Ibunya adalah anak kedua yang memiliki kehidupan paling sulit, sementara bibi termudanya adalah orang yang paling sukses di antara tiga saudaranya. Hanya dia yang memiliki kesempatan untuk bertemu pria muda yang mapan dan bertalenta.
Di mata bibi termuda, keponakannya yang berusia 26 tahun dan tidak memiliki pacar, seharian tinggal di rumah, dan selalu berkutat dengan komputer – alias Xiang Wan – adalah perempuan yang sangat bermasalah.
Terkadang Xiang Wan khawatir, kalau dia akan dikirim ke tempat rehabilitasi oleh bibi termudanya.
Karena itulah, kalau bukan karena perintah Detektif Bai, sudah jelas dia pergi ke kencan buta itu.
Namun, dia perlu menjelaskannya kepada Fang Yuanyuan terlebih dahulu. Kalau tidak, jika ibunya tahu bahwa dia terlibat dalam kasus pembunuhan karena novelnya, dia pasti akan pingsan di tempat.
Dan ketika hal itu terjadi, apakah Xing Wan masih ingin melanjutkan novelnya? Tentu saja itu hanya akan jadi angan-angan belaka!
Setelah berurusan dengan Fang Yuanyuan, Xiang Wan menguap lalu memperbaharui kolom ulasan dan komentar di novelnya.
Kedua matanya melihat sebuah komentar yang tertulis dua menit yang lalu.
"Lakukan yang terbaik, aku yakin kamu akan menjadi populer! Terkenal! Keluarkan seluruh sifat iblis dalam dirimu..."
Iblis? Iblis macam apa yang aku yang ada di kepalaku?" Pikir Xiang Wan.
Dia terkejut.
Jika ini terjadi sebelum pembunuhan itu, dia akan berpikir kalau dia sedang menjumpai pembaca yang egois dan kekanakan. Namun pada saat ini, komentar itu sungguh membuatnya merasa prihatin.
Kata-kata di laptopnya terlihat seperti iblis dalam kegelapan, menjulurkan jarinya dan memberikan senyuman yang mengerikan...
Xiang Wan terpaku sesaat kamudian berlari keluar kamar
...
Unit Investigasi Kriminal.
Di dalam ruangan konferensi dari 720 Special Task Force.
Kematian Zhao Jiahang tidak sama seperti orang yang lainnya. Dia dilabeli dengan julukan "jutawan", "dermawan", "suami idola", dan label positif lainnya. Karena itulah kematiannya menarik perhatian banyak kalangan. Terlebih dengan sorotan berbagai media, hal itu membawa dampak besar bagi seluruh kalangan hingga membuat Kementrian Keamanan Publik menjadi bersiaga. Mereka memerintahkan Biro Kota dari kota Jin untuk membuat satuan tugas khusus demi menyelesaikan kasus itu dalam jangka waktu yang ditentukan.
Bai Muchuan masih menjadi pimpinan tim dari satuan tugas khusus ini.
Mereka sedang membahas beberapa detail dari kasus itu di ruang konferensi dan diskusi sedang berlangsung dengan lancar.
Bai Muchuan duduk tenang di samping, sambil melihat ponselnya, dan dia terdiam cukup lama.
Huang He mengintip ke arahnya dan melihat dia sedang membaca novel Xiang Wan –"Murder The Dream Guy"...
Uhuk! Huang He adalah seorang detektif veteran. Detektif Bai dari Biro Pusat ini ditunjuk ke unit mereka sebagai kapten, tapi tidak peduli seberapa bagusnya dia, orang yang paling paham tentang unit ini adalah Huang He. Ada beberapa anggota baru di unit, dan jika mereka tahu kalau kapten mereka sedang bermalas-malasan, hal itu akan memberikan dampak yang buruk.
"Bos, semuanya ingin mendengarkan pendapat anda." Ucapnya.
"Oh?" Bai Muchuan mengangkat kepalanya. "Apakah semua orang sudah selesai berdiskusi?"
"..." Huang He tidak bisa menjawabnya.
"Bos!" seorang detektif muda bernama Tang Yuanchu berdiri dengan gugup. "Saya rasa Xiang Wan adalah pembunuhnya! Wanita yang ada di gang dan pembakaran mayat kucing pasti telah dia rencanakan untuk mengalihkan perhatian kita!"
"Hm, lanjutkan!" Bai Muchuan menaikkan dagunya.
"Yang pertama, wanita yang bernama Er Niu telah meninggal sebulan yang lalu."
Dia bukan hanya sudah meninggal, bahkan akun registrasi rumahnya sudah dihapus.
Er Niu bukanlah orang lokal, kampung halamannya berada ratusan kilometer dari kota Jin. Itu adalah hasil kesimpulan dari kantor kepolisian yang berada di tempat Er Niu tinggal dulu.
"Seorang wanita yang telah meninggal selama sebulan tiba-tiba muncul di lingkungan rumah Xiang Wan dan hampir menabraknya? Itu adalah hal yang jelas tidak mungkin, termasuk adegan penyiksaan kucing itu juga."
"Selanjutnya, ada enam akun moderator di dalam grup QQ tertutup milik Xiang Wan," ucap Tang Yuanchu sambil membalikkan dokumen. "Disini ada beberapa laporan para moderator. Mereka mengklaim bahwa mereka tidak pernah melihat naskah penyiksaan kucing, apalagi mencegah si penulis untuk menuliskan hal itu! Tapi Xiang Wan bisa menunjuk secara spesifik mengenai mayat kucing yang ada di dalam tempat sampah di luar area rumah Zhao Jiahang... Kecuali jumlah kucing dalam cerita, tiga kucing itu menjadi dua kucing, lainnya benar-benar sama persis!"
"Bagaimana maksudnya?" tanya Bai Muchuan.
"Itu berarti Xiang Wan telah berbohong! Dia mungkin bukanlah pembunuhnya, tapi dia pasti berkaitan dengan pembunuh yang asli!"
"Kenapa bukan kelima orang itu yang telah berbohong?"
Apakah kemungkinan satu orang yang berbohong lebih besar? Atau kemungkinan sekelompok orang yang berbohong akan lebih besar?
Untuk kelima orang pembaca yang belum pernah bertemu satu sama lain sebelumnya, bisakah mereka mengatakan suatu hal yang sama secara kompak?
Kalau itu orang lain, jawabannya pasti sudah jelas.
Maka dari itu, Tang Yuanchu merasa tidak paham kenapa kapten mereka sangat mempercayai Xiang Wan.
Bai Muchuan melirik ke arahnya namun tidak menjelaskan apapun. "Soal kamera pengintai kecil di pintu Xiang Wan? Bagaimana kamu menjelaskannya?"
Tang Yuanchu menatap tepat ke matanya. "Kalau dia bisa berbohong, dia bisa melakukan kebohongan yang lain. Jadi tentu saja, dia bisa mengalihkan perhatian kita dengan menjadikan dirinya terlihat sebagai korban!"
Seketika Bai Muchuan tertawa sambil melihat ke arahnya. "Jadi kamu hanya ingin mengatakan padaku, kalau seorang wanita dengan sengaja meniru pembunuhan yang mirip dengan kejadian di novelnya? Dia membunuh orang yang tidak dia kenal hanya untuk mendapat ketenaran dan mengadakan sesi tanda tangan di dalam penjara? Apakah dia orang yang idiot?"
Ruangan konferensi itu langsung hening.
Para detektif merasakan stress yang luar biasa karena pekerjaan mereka. Sudah jadi hal yang normal bagi mereka untuk sesekali mengumpat, semua orang sudah terbiasa akan hal itu.
Namun Bai Muchuan jarang sekali mengamuk. Ini pertama kalinya dia menyemburkan kata-kata kotor dan itu terlihat mengancam.
Tang Yuanchu menundukkan kepalanya. Bahkan jantung Huang He hampir melompat dari dadanya setelah dia mendengarnya. "Bos, jangan lupa kalau Xiang Wan adalah seorang penulis fiksi misteri..."
Dengan kata lain, dia menganggap Xiang Wan memiliki pemikiran yang matang tentang kasus kriminal dan logika yang terbalik dari orang pada umumnya. Dia bisa memahami dengan baik cara kepolisian bekerja dan mengatur tindakannya sesuai dengan alur kepolisian.
Bai Muchuan menyipitkan matanya dan melihat ke arah Huang He, namun dia tidak memberikan jawaban apapun.
Huang He sedikit merasa takut dengan bos yang baru dipindahkan daru ICPO itu. Ketika bosnya melihat ke arahnya seperti itu, dia merasa kurang percaya diri.
"Setidaknya sekarang, kita tidak bisa menemukan tersangka yang lebih mencurigakan daripada Xiang Wan..." Huang He lanjut berkata, "dengan kata lain, kita harus menahannya untuk melanjutkan interogasi lebih lanjut..."
"Dimana barang buktinya?" Tanya Bai Muchuan sambil perlahan berdiri. "Jadi kita hanya menebak-nebak untuk menyelesaikan kasus ini?"
Semua orang menjadi tertegun.
Bai Muchuan melirik ke arah mereka. "Kenapa kalian tidak berhenti bekerja saja dan menjadi penulis cerita detektif? Dengan kemampuan kalian mengarang cerita, kalian semua jelas akan menjadi penulis yang sensasional!"
Beberapa orang terbatuk dengan canggung, dan yang lain sedikit tertawa.
"Er Niu sudah meninggal!" Bai Muchuan mendengus. "Bagaimana dia bisa meninggal? Bagaimana kehidupan sosialnya? Apakah dia punya pacar? Apa yang dulu dia lakukan? Mana hasil penelusuran latar belakangnya? Apakah kalian sudah survei ke lokasi? Dan dari kelima pembaca itu, apa yang membuat kalian berpikir bahwa mereka tidak berbohong? Apakah benar berbohong dalam kelompok lebih sulit dari berbohong sendirian? Mana semangat detektif kalian? Temukan faktanya!"
Semua orang kembali tertegun.
Bai Muchuan merogoh kantongnya, terlihat mencari rokok.
Namun sesaat kemudian dia berhenti. Seseorang menawarinya rokok tapi dia menolaknya, kemudian dia menoleh ke arah Huang He.
"Pergi ke tim forensik dan suruh mereka percepat hasil laporannya!"
"Baik, bos!" ucap Huang He sambil berdiri.
Pada saat itu, sebuah suara terdengar datang dari pintu masuk ruangan konferensi.
"Tidak perlu melakukannya, saya sudah disini!"
...