"Tidak! tidak!" An Ying kembali berteriak.
Dia terdengar sangat cemas.
Tersiksa.
Sebuah nama... yang tidak bisa dia hindari lagi.
An Ying merasa seperti dilemparkan ke jalanan dan dimakan oleh virus.
Ketika dia mendengar nama itu, darah di tubuhnya seperti mengalir secara terbalik. Otot-ototnya juga menjadi kaku dan tak terkendali.
"Huff!" Zhan Se menghela nafas. "Kamu kalah. Kamu sudah memberitahukan jawabannya."
"Aku tidak memberitahumu!" An Ying menangis dan melompat dari kursi.
Rasa sesak di dalam hatinya sudah menghilang. Dia tiba-tiba menyadari sesuatu. Matanya terbelalak sambil menatap Zhan Se yang sedang tersenyum tipis.
Zhan Se mengatur dokumen di atas meja dan menoleh kepada Xiang Wan.
"Kita sudah mendapat jawabannya. Itu adalah dia!"
Klik! Lampu menyala.
Ruangan tiba-tiba menyala dengan terang.
An Ying langsung terbangun dari lamunan. Wajahnya tampak sangat pucat seperti hantu.