Tatapan Bai Muchuan tiba-tiba menjadi dingin.
Dia berdiri seperti patung.
Adegan demi adegan terulang di dalam benaknya...
... Semuanya tiba-tiba terngiang di dalam kepalanya.
Ibunya yang telah mengepak barang-barang dan berdiri di samping tempat tidur dengan raut wajah sedih. Dia membelai kepala Bai Muchuan sambil berbicara dengannya.
Ibunya yang disegel ke dalam dokumen dengan noda darah segar...
Adegan itu masih ada di dalam ingatannya. Namun, adegan itu juga terasa seperti mimpi yang muncul di tengah malam pada masa kecilnya.
Setelah itu, wajah Xiang Wan muncul. Dia tersenyum dengan manis dan memanggil namanya dengan ramah...
Adegan demi adegan muncul silih berganti. Bai Muchuan mulai merasa sangat pusing.
"Chuanchuan?"
Karena Nenek Bai tidak mendengar jawaban Bai Muchuan, dia mulai gugup dan khawatir.
"Halo, cucuku sayang? Bicaralah. Tolong jangan menakuti Nenek."
"Chuanchuan, apakah kamu mendengarku?"
