Jendela mobil terbuka. Suara An Ying terdengar tajam.
Huang He terkekeh. "Kak Ying, apakah kamu menyuruhku untuk mati?"
"Apakah kamu tidak rela menyerahkan nyawamu untuk Kak Ying?"
"Aku takut mati."
"Jadi, apakah kamu tidak mau?"
"Aku tidak ingin mati."
"Aku mengerti!" An Ying tersenyum. Keriput di wajahnya jelas terlihat. Dia mengangkat tangannya secara perlahan dan mengarahkan pistol ke kepala Huang He.
"Bagaimana dengan sekarang? Apakah kamu bersedia menyerahkan nyawamu kepada Kak Ying, hm?"
Sudut alis Huang He tampak turun.
Dia memilih untuk diam.
Ketika pistol mengarah ke kepalanya, dia tahu bahwa apapun yang dia katakan akan sia-sia saja.
"Kak Ying!"
Sopir memecah kesunyian.
"Kita akan segera sampai di Jembatan Hongshan." Suara sopir terdengar gugup. "Aku rasa polisi telah menghalangi jalan di depan..."