Chereads / Membunuh Lelaki Idaman / Chapter 49 - Sangat Gugup

Chapter 49 - Sangat Gugup

Huang He sedang berdiri di samping jendela ketika dia menelepon Bai Muchuan. Sedangkan Xiang Wan dan Fang Yuanyuan duduk di sofa.

Xiang Wan bisa melihat punggung Huang He tetapi tidak bisa mendengar isi percakapan mereka berdua.

Setelah dua atau tiga menit kemudian, Huang He menutup telepon.

Huang He terlihat menghela nafas. Dia mengerutkan alis sambil menggenggam ponsel. Setelah ragu-ragu sesaat, dia menelepon lagi.

"Kak, jangan gugup!" Fang Yuanyuan melihat semua itu dengan gugup dan menggenggam erat tangan Xiang Wan.

"Cih, aduh!" Rasa sakit dari jarinya membuat Xiang Wan berteriak kencang. "Sayang, tolong lebih lembut! Aku sama sekali tidak gugup. Yang gugup hanya kamu."

"Uh... Lalu, kenapa kamu melamun?"

"Aku hanya memikirkan tentang kamu dan Detektif Huang... Kalian berdua terlihat cocok."

"Hah?" Darimana ucapan itu berasal?

Fang Yuanyuan melihat Xiang Wan. Ia merasa kebingungan.

"Ahem!" Xiang Wan berdehem. "Seperti kata seseorang, pasangan terbaik adalah mereka yang saling melengkapi."

Huang He adalah lelaki yang tinggi dan kurus. Ketika dia berdiri di dekat jendela, dia terlihat seperti bambu di samping tirai Xiang Wan. Itu memberikannya kesan yang aneh.

Itu sama seperti saat dia bersama dengan Fang Yuanyuan.

Sedangkan Fang Yuanyuan. Dia sedikit montok. Dia ingin menurunkan berat badan tapi tidak ada yang dia lakukan.

Orang yang kurus dan orang yang gemuk bisa dianggap saling melengkapi.

"Lagipula, bukankah banyak buku yang bilang kalau cinta adalah saling mengagumi? Orang gemuk iri dengan orang kurus. Orang yang kurus lebih suka tubuh yang berlekuk. Kalian berdua benar-benar saling mengagumi..."

Saat Xiang Wan menganalisa kecocokan mereka berdua dengan serius, dia mendapatkan beberapa pukulan dari Fang Yuanyuan.

"Kak, aku mengkhawatirkanmu, tapi kamu malah berpikir seberapa gemuknya aku?! Sialan! Xiang Wan, aku memperlakukanmu seperti saudara kandungku tapi kamu memperlakukanku seperti sepupu mudamu?!"

"...Hmm, sepertinya kata-kata itu terdengar sangat akrab di telingaku."

"Hah! Kita akan memutuskan hubungan selama satu jam!"

Saat Fang Yuanyuan dan Xiang Wan saling berbicara, Huang He berjalan mendekati mereka.

Senyuman di wajah Xiang Wan perlahan berubah menjadi suram.

"Detektif Huang, bagaimana?"

Huang He terdiam sejenak dan melihat Fang Yuanyuan. "Yuanyuan, kamu harus masuk ke kamar dulu."

"Ah?" Fang Yuanyuan menunjuk hidungnya sendiri terlihat sedikit tidak senang. "Apakah keberadaanku terlalu mengganggu? Apa yang tidak boleh ku dengar?"

Huang He menunjukkan senyuman yang konyol. "Rincian kasus itu terlalu keji untuk didengar oleh gadis baik dan polos sepertimu!"

"Oh, baiklah." Rasa tidak senang Fang Yuanyuan tad berubah menjadi kegembiraan dalam hatinya.

Dengan rasa terkejut Xiang Wan, Fang Yuanyuan menjentikkan rambutnya sambil tersenyum. Dia berjalan masuk ke kamar seperti wanita yang sopan. Dia bahkan menutup pintu kamar itu.

"..."

Demi Surga!

Huang He pasti seorang ahli dalam tim detektif!

Xiang Wan tidak pernah menduga jika pria yang terlihat jujur seperti Huang He bisa mengetahui cara membujuk gadis-gadis!

"Wow! Maafkan aku karena tidak mengenali seorang ahli. Detektif Huang, terimalah permintaan maafku."

"Tidak... tolong jangan menggodaku."

Huang He mengusap kepalanya. Dia merasa malu-malu. Dia duduk di samping Xiang Wan yang ada di sofa. Dia segera mengganti topik pembicaraan.

"Guru Xiang, mari kita bicarakan kejadian itu."

Xiang Wan benar-benar gugup saat Huang He menyebutkan insiden itu.

"Baiklah, silahkan lanjutkan."

Huang He mengerutkan alisnya. Tatapannya terlihat resah.

"Hanya Kapten Bai yang paling tahu tentang kasus 720. Namun, dia sudah menyerahkan pekerjaannya. Jadi aku hanya melakukan penyelidikan sederhana."

"Baiklah." Xiang Wan merasa ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. "Apa yang dia katakan..?"

"Kemungkinan besar itu sebuah lelucon. Bisa saja, itu memang disengaja untuk membuat segalanya terlihat misterius. Guru Xiang, seperti yang kamu tahu, banyak orang seperti itu di internet..."

Xiang Wan tahu itu.

Dalam lingkungan sosial seperti ini, terlalu banyak orang yang kesepian, bosan, dan jahat. Ada berbagai jenis orang di internet.

Namun, perasaan asing itu datang dari indera keenamnya...

Sesaat, Xiang Wan merasa ragu. Ia pun akhirnya bertanya. "Jadi... hanya itu?"

"Kamu tidak perlu takut," Huang He berpikir sejenak. "Kapten Bai ingin kami menganggapnya dengan serius. Aku sudah menyuruh Detektif Tang menghubungi Polisi Cyber untuk melakukan penyelidikan yang lebih mendalam."

"Oke. Terima kasih." Xiang Wan tersenyum, sedikit merasa enggan. "Rasanya jauh lebih aman memiliki sepupu ipar yang merupakan detektif."

Kedua mata Huang He terlihat berkilau sesaat. Seolah-olah, dia ingin mengatakan sesuatu.

"Sebenarnya berhubungan dengan kasus itu, Kapten Bai masih sedikit ragu. Tetapi, dia tidak ada pilihan selain pergi. Pihak Biro Kota telah memeriksa kasus itu. Mereka merasa bahwa kasus itu sekarang sudah sangat jelas. Bukti-buktinya sudah cukup diserahkan ke Pihak Penuntut... Dan bagaimana pengadilan akan menangani kasus itu, hal itu di luar kendali kami."

"Hm," Xiang Wan mengakuinya dengan lembut.

Huang He memandang ekspresi Xiang Wan, lalu menghela nafas. Dia seakan-akan menyadari apa yang sudah terjadi. "Sebenarnya, ada banyak hal yang tidak bisa dikendalikan Kapten Bai."

Xiang Wan menatap Huang He tetapi dia tidak menanyakan apapun.

"Kapten Bai dipindahkan dari ICPO. Semua orang tahu jika itu hanya sementara. Tapi, kami tidak menyangka bahwa itu akan berlangsung sangat cepat."

Ada perasaan sedih saat Huang He berbicara.

"Kapten Bai orang yang cukup baik. Sebelum bertemu dengannya, aku belum pernah bertemu bos seperti dia. Awalnya, aku tidak terbiasa. Namun perlahan-lahan, aku merasa gaya kerjanya cukup berbeda. Semua orang yang lebih muda di dalam tim memandangnya dan menyukai alur kerjanya. Satu-satunya masalah adalah..."

"Heh! Dengan latar belakang keluarga Kapten Bai," Huang He sedikit terbatuk, "mustahil baginya untuk tetap berada pada posisi itu selamanya."

Xiang Wan tersenyum santai, "Bukankah dia masih ada. Meskipun dia tidak bisa tinggal di sini selamanya?"

Huang He meneguk air dari cangkir di atas meja ruang tamu. "Sepertinya Kapten Bai datang ke kota Jin karena cold case[1]..."

"Cold Case apa?" Xiang Wan punya firasat buruk tentang hal itu.

Huang He tersadar kalau dia keceplosan dan dia hampir tersedak air.

"Bukan apa-apa, sungguh," Huang He melambaikan tangannya sambil merasa malu. "Kapten Bai terlahir dengan otak investigasi dan tertarik pada semua cold case! Guru Xiang adalah penulis fiksi misteri. Harusnya kamu juga sama, kan?"

Xiang Wan tahu kalau Huang He tidak akan mengatakan apapun lagi. Dia tersenyum penuh arti dan mulai bercanda dengan Huang He.

"Tidak, sebenarnya aku lebih tertarik dengan nama panggilan Detektif Huang..."

"Oh, haha..." Huang He tertawa canggung, "Yuanyuan hanya memanggilku begitu saja. Memang kedengarannya agak tidak keren."

"Tidak... Bukan tidak keren. Sebenarnya, itu sangat keren!"

Xiang Wan tentu saja tidak akan memberitahu Detektif Huang bahwa ketika Fang Yuanyuan masih kecil, dia memiliki anjing kecil yang bernama Huanghuang...

Dan itu adalah anjing jantan.

...

Keesokan harinya.

Xiang Wan terbangun dari mimpi buruknya saat langit masih gelap.

Dia melihat jam pada ponselnya. Dia menoleh ke arah Fang Yuanyuan yang sedang memunggunginya dan masih tertidur pulas. Xiang Wan mengangkat selimut dengan lembut dan bangun dari kasur untuk mandi.

Seperti kemarin, Xiang Wan pergi mencari sarapan.

Sejak Xiang Wan menetapkan tujuan untuk dirinya sendiri, ia mengubah rutinitasnya.

"Yah.. setidaknya aku harus bertahan selama beberapa hari," ucap Xiang Wan dalam hati.

Xiang Wan menguap. Dia meregangkan anggota tubuhnya dan meninggalkan rumah.

Hari itu sangat mendung.

Bangunan-bangunan di kedua sisi gang panjang itu terlihat semakin dekat. Langitnya terhimpit memebentuk garis persegi panjang. Langit masih redup. Tepat pada waktu orang-orang bangun pagi untuk pergi bekerja atau bersekolah. Mereka terburu-buru, benar-benar tenggelam dalam kehidupan mereka sendiri. Mereka terlalu sibuk untuk memperdulikan orang lain...

Sebuah mobil melaju menuju gang.

Ketika Xiang Wan berjalan melewati mobil itu, tiba-tiba pintu mobilnya terbuka. Dua pria tinggi dan kekar dengan wajah mengancam langsung turun dari mobil. Xiang Wan menatap mereka ketakutan.

"Apa— Tolong—"

Ponsel Xiang Wan terjatuh ke tanah.

Dan segera diambil oleh seseorang.

Mobil itu melaju pergi.

Perasaan hening yang misterius memenuhi gang itu.

Para pejalan kaki terkejut. Tapi tak ada satupun yang bergerak hingga seorang anak SD yang mengenakan syal merah berteriak dengan suara khas anak kecil.

"Mama! Kakak perempuan itu dibawa pergi oleh orang jahat! Kita harus segera menelepon 110..."

...

Saat itu pukul 10 pagi.

Di ruang VIP bandara.

Bai Muchuan duduk dengan santai sambil menyilangkan kakinya. Sebuah buku berjudul "Journey Under the Midnight Sun" karya Keigo Higashino menyita perhatiannya. Aura dingin yang dipancarkan oleh wajah yang kaku dan asing itu membuat Pengasuh Li dan Bai Lu tidak berani mengucapkan sepatah katapun.

Mereka telah memeriksa barang bawaan yang akan dibawa. Mereka tinggal menunggu untuk menaiki pesawat...

Suasana dingin itu membuat Bai Lu ingin meninggalkan kota Jin secepat mungkin.

Kota itu terlalu padat. Tempat Bai Lu bukan di sana.

Setiap detik menunggu sama dengan setiap detik penderitaan.

Tik-Tok!

Tik-Tok!

Tik-Tok!

Waktu rasanya lambat sekali berjalan!

Seperti siput!

Terlalu lambat...

Waktu berjalan begitu pelan seolah satu abad telah berlalu. Sebelum akhirnya, staf dari ruang VIP datang sambil tersenyum.

"Tuan, penerbangan anda akan dimulai. Silahkan ikuti saya!"

Bai Muchuan menutup bukunya. Dia melihat ke arah jendela kaca di mana langit terlihat mendung dan kelabu.

Sebuah pesawat baru lepas landas dan melayang melintasi langit kelabu itu.

Tatapan Bai Muchuan terlihat dingin seperti kolam yang membeku.

...

  1. Cold Case : Investigasi kriminal yang belum terpecahkan dan tetap dibuka hingga ditemukannya bukti yang baru.