Xiang Wan melihat sekeliling rumah sakit. Ada beberapa orang yang dia kenal sedang berdiri di bangsal.
Kenangan tentang Tu Liang melintas dalam benaknya.
Aroma kematian tercium di udara.
Udara dingin di sekitar Xiang Wan menusuk hingga ke dalam tulang.
Kaki Xiang Wan mati rasa. Dia terpaku di tempat. Dia tidak tahu harus mengatakan apa.
Perpisahan adalah hal paling menyakitkan. Kali ini yang menjadi masalah utama adalah kesedihan.
Xiang Wan sudah bersikap seperti itu. Dia tidak berani memikirkan apa yang akan dilakukan oleh istri Tu Liang serta putrinya yang tidak tahu apa-apa.
"Di mana dia?"
Seseorang bertanya. Nafasnya terengah-engah. Saat itu, pikiran semua orang menjadi terganggu.
Xiang Wan menoleh. Dia melihat seorang wanita di belakangnya...
Dia terlihat kurus dan pucat. Tangannya menggenggam tangan seorang gadis berusia enam hingga tujuh tahun.