"Kalau kamu berjalan menjauhi cahaya, kamu akan sampai di ujung kegelapan. Kejahatan adalah salah satunya."
Xiang Wan menulis kalimat pembuka di laptopnya. Saat dia memikirkan tentang Detektif Bai, wajahnya merengut, menghapus kalimat tadi, dan menulis ulang kalimat pembukanya.
"Seperti yang orang lain bilang, kehidupan itu seperti jalanan berlumpur yang mengarah pada kematian – seseorang harus memilih tiga orang dengan tujuan yang sama untuk melalui jalan itu bersama. Kesalahan terbesar Rong Xiaonuan adalah, dia berkumpul dengan orang yang salah, dan terjatuh ke dalam lubang kegelapan yang tak berujung. Pada saat ini, dia sedang duduk di kursi yang keras dalam kantor Unit Investigasi Kriminal, melihat detektif yang bijaksana dan luar biasa di hadapannya, dengan penuh penyesalan –"
Uhuk! Sangat murahan!
Kenapa aku jadi ingin tertawa? Pikir Xiang Wan.
Rong Xiaonuan adalah pemeran utama wanita dalam novelnya "Murder The Dream Guy". Dia juga bukan penulis yang terkenal, sama seperti Xiang Wan.
Xiang Wan mengikuti instruksi Detektif Bai untuk menulis naskahnya. Pada awalnya, semua masih baik-baik saja, namun karena itu berbeda dengan yang ada di pikirannya, dia jadi hilang kendali sebelum mencapai 1000 kata.
Cerita itu melompat terlalu jauh hingga terkesan tidak masuk akal!
Pembunuh mana yang akan menjebak seorang penulis yang kesulitan memenuhi kebutuhannya?
Tidak ada rasa dendam, ataupun permusuhan. Kecuali kalau pembunuh itu orang yang gila?
"Uhh, aku tidak mau melanjutkannya lagi."
Bai Muchuan belum kembali ke kantornya, jadi Xiang Wan langsung menelponnya. "Detektif Bai, aku butuh bagianku juga. Alur dan detail yang kamu berikan tidak cocok dengan alur utamaku. Kalau aku menulisnya, bukuku akan hancur!"
Bai Muchuan nampak sedang sibuk.
Ada seseorang yang berbicara di sampingnya. Xiang Wan bisa sedikit menangkap dua kata yang berurutan, "nomor plat mobil palsu" dan "sidik jari".
Kemudian Bai Muchuan terdengar sedang pindah ke tempat lain, karena tidak ada lagi suara di belakangnya.
"Apa yang kamu bilang?"
Xiang Wan langsung memutar tubuhnya dan melihat bahwa Bai Muchuan sedang berdiri di belakangnya.
Pria itu memiliki bentuk wajah yang bagus dan sikap yang cuek.
Kedua matanya menatap Xiang Wan dengan penuh emosi yang tidak jelas.
Uhuk! Xiang Wan membersihkan tenggorokannya.
Apa dia tahu kalau menatap seseorang dengan cara seperti itu akan dengan mudah membuat hati seseorang merasa bingung dan bermasalah?
"Detektif Bai, aku mencari nafkah sebagai penulis. Aku tidak bisa menulis sesuatu yang asal-asalan di ceritaku. Kalu aku tidak mau ada celah di alurnya sehingga bukuku akan berakhir dengan buruk!"
Kelopak mata Bai Muchuan sedikit layu, saat dia melihat Xiang Wan dari atas ke bawah.
Gadis muda itu mendongakkan kepalanya, dia bersikap kukuh dan tidak ingin mengalah.
Bai Muchuan terdiam sesaat, lalu berkata: "Kalau kamu tidak menulis cerita sesuai dengan alurku, bukumu akan tetap gagal. Tapi kalau kamu menuliskan cerita menurut alurku, mungkin akan novelmu akan bertahan."
Dia menggosokkan garam pada lukaku!
Kedua pipi Xiang Wan memerah. "Aku punya pemikiranku sendiri. Aku tidak mau melenceng dari alur utamaku, lagipula aku..."
"Kamu hanya tidak paham!" Bai Muchuan menyela, dan sedikitpun tidak terdengar seperti sedang bercanda. "Kamu akan mendapatkan segalanya kalau kamu menulis sesuai dengan apa yang aku katakan! Pertama-tama, kamu akan membantu polisi menyelesaikan kasus ini, jadi kamu bisa keluar dari masalah secepatnya. Selanjutnya, kamu bisa mempromosikan novelmu. Coba bayangkan, kalau kamu merilis detail kasus di novel sebelum polisi mempublikasikannya, apa efek yang akan didapat?!"
Eh?
Xiang Wan menatapnya dengan mata terbelalak.
Walaupun kematian Zhao Jiahang menjadi pembicaraan publik, dan mendapat posisi breaking news selama beberapa hari, detail kasusnya masih belum diungkapkan oleh polisi. Maka dari itu, masyarakat umum tidak pernah tahu kemajuan dari kasus itu.
Berdasarkan hal ini, kasus itu menjadi tebakan dan disimpulkan sendiri oleh para keyboard warrior yang ingin tahu, dan juga masyarakat umum!
Kalau Xiang Wan merilis detail kasus itu dari novelnya, lalu diikuti oleh berita dari kepolisian yang menyelesaikan kasusnya, hal itu jelas akan menimbulkan keributan.
"...Mungkin?" tanya Xiang Wan sambil tersenyum canggung.
"Kenapa tidak?" Bai Muchuan bertanya balik.
"Apa itu termasuk perilaku tidak terhormat?" Xiang Wan menatap ke bawah, satu jari mengusap-usap dagunya.
"Harapan melawan harapan." Bai Muchuan menaikkan alisnya pada Xiang Wan, seolah dia adalah guru yang mengawasi muridnya. Lalu dia melihat jam ttangannya lagi.
"Cepat tulis! Aku akan kembali nanti."
"..."
Dan akhirnya dia pergi.
Sekitar setengah jam kemudian, Xiang Wan sedang memutar otak, menulis sebanyak mungkin yang dia mampu hingga akhirnya, tangannya berhenti mengetik keyboard.
Apa yang dia maksud "harapan melawan harapan"?
Apa dia mencoba berkata kalau Xiang Wan tidak memiliki harapan? Atau dia tidak bisa menulis buku yang populer – dan Bai Muchuan adalah secercah harapan yang dikirim untuk menyelamatkannya?
Sialan!
Semangat pantang menyerah Xiang Wan telah dihidupkan olehnya. Tekanan emosional itu mendorong kecepatan menulisnya. Saat itu, dia menulis ceritanya sesuai dengan apa yang dia alami. Dia merasakan hasrat menulis yang besar, seolah dia memiliki sihir. Bahkan suara ketukan cepat pada keyboard juga menarik perhatian orang di sekitarnya...
Sesuatu yang dibuat-buat tidak akan cukup ekspresif atau nyata, ketika disandingkan dengan pengalaman pribadi.
Xiang Wan menulis dengan sangat cepat dan lancar, dia merasa tidak akan berhenti walau dia telah menginjak rem!
Dua jam kemudian, dia telah siap memberi kesimpulan akhir pada chapternya. Dia mengambil nafas dalam-dalam, lalu mengetik kalimat yang terakhir.
"Akhirnya Rong Xiaonuan tahu kalau detektif yang bijaksana dan luar biasa itu bernama Fang Yelan – pria yang wajahnya bisa membuat orang lain merasa gugup, bekerja dengan gelisah yang membuat orang lain akan merasa gugup, dan memiliki sedikit otak yang juga gugup."
Haha! Akhirnya!
Dia merengangkan dirinya di kursi dan menatap ke arah tembok, membebaskan seluruh pikirannya sebelum dia tiba-tiba mendengar suara yang acuh tak acuh dari atas kepalanya. "Sudah selesai?"
Xiang Wan mendongak ke atas, dia berputar lalu melihat ekspresi Bai Muchuan yang terlihat aneh. Xiang Wan mengikuti arah pandangan Bai Muchuan menuju layar laptopnya yang belum terkunci, dimana terlihat chapter yang baru dia tulis. "Kenapa? Apa ada masalah?"
Bai Muchuan mengernyitkan alisnya, dan berjalan menuju meja di hadapannya. "Kirimkan itu padaku!"
Sepuluh menit kemudian...
Bai Muchuan akhirnya berbicara, "Karakter yang kamu jelaskan dengan terlalu banyak kata 'bijaksana dan luar biasa' ini – Detektif Fang Yelan. Kalau dia segugup itu, dia jelas sudah ditendang dari anggota kepolisian!"
Xiang Wan menunjukkan bingung dan konyol, "Bukannya kamu bilang membuat karakter detektif di ceritaku menjadi 'bijaksana dan luar biasa'?"
Bai Muchuan melirik ke arahnya tanpa ekspresi, sebelum tiba-tiba merubah topiknya. "Anggota polisi yang mengejar mobil hitam bersama si pemeran utama wanita – Gu Yusheng – berdasarkan deskripsimu, itulah bijaksana dan luar biasa yang sesungguhnya!"
Haha!
Kejahilan kecil Xiang Wan membuat dia mendapat banyak poin yang "terasa bagus".
Namun, Bai Muchuan tidak akan mengakuinya.
Dia melihat ke arah Bai Muchuan dengan polos, namun sengaja menggunakan istilah profesional untuk menjelaskannya. "Suasana alurnya berbeda, jadi sifat kedua karakternya juga berbeda."
Dengan cepat Bai Muchuan merubah chapter itu diam-diam.
Kemampuan mengetik yang sangat lancar!
Xiang Wan mengintip dengan penuh rasa penasaran dan melihat Detektif Bai menggunakan metode input tipe WuBi Chinese. Kecepatan mengetiknya dan ketrampilannya mengedit benar-benar berada pada level profesional.
Dia ternyata... sedang membenarkan tulisannya?
Sekali lagi, Xiang Wan terpaku.
Dua puluh menit kemudian, chapter yang sudah direvisi dikirimkan kembali.
Dan Bai Muchuan hanya mengirimkan satu perintah, "Cepat update sekarang!"
...ini ceritaku, novelku, kenapa kamu yang mengaturnya? Xiang Wan mendengus dengan kesal di dalam hatinya. Dia memeriksa dengan cepat, dan menemukan beberapa bagian yang telah diganti, namun itu menaikkan gaya penulisannya menjadi lebih percaya diri dan kuat. Tidak hanya itu, logika dan plot twist yang mengganggunya sudah dibereskan.
"Pantas saja detektif yang bagus bisa menulis novel."
Xiang Wan memuji dalam hatinya. Sekarang, dia mulai melihat Bai Muchuan dengan cara yang berbeda.
"Detektif Bai, kalau kamu menulis novel, pasti sangat populer!"
Namun Bai Muchuan hanya duduk di sana tanpa menjawab.
Setelah dia memposting chapter itu, Bai Muchuan pun berkata, "Lanjutkan menulis cerita yang selanjutnya, kamu harus mempostingnya sebelum subuh. Ikuti alur ini: Kepolisian menemukan mobil hitam tersangka yang ditinggalkan di bawah jalan tol. Setelah beberapa kali melakukan investigasi, mobil itu ditemukan dengan plat nomor palsu yang telah dipasang. Namun, pengemudi yang membiarkan mobil itu meninggalkan beberapa sidik jari, yang dikirimkan polisi untuk pencocokan..."
Bai Muchuan berhenti.
Xiang Wan menunggu beberapa saat sebelum menaikkan kepalanya. "Bagaimana selanjutnya?"
Tiba-tiba Bai Muchuan menyeringai, kedua matanya melengkung ke atas. "Telah ditemukan, bahwa sidik jari itu cocok dengan yang ditemukan pada SUV milik sang pebisnis yang telah mati. Si terduga telah dikenali, dan polisi segera melakukan penangkapan. Mereka berhasil menggrebek sang terduga di luar rumah sewanya."
Xiang Wan sedang memikirkan tentang alur waktunya. "Sepertinya ada yang salah? Bukannya hasil sidik jari masih belum keluar?"
Belum lagi SUV milik Zhao Jiahang hanya memiliki separuh sidik jari yang tidak jelas, walaupun kalau itu sidik jari yang penuh dan jelas, prosesnya akan memakan banyak waktu.
Jelas sudah, Bai Muchuan menjawabnya dengan santai. "Sudah dikirimkan ke Evidence Appraisal Center, hasilnya akan segera keluar."
Xiang Wan tertawa sambil berkata, "Bagaimana kamu bisa seyakin itu kalau sidik jarinya akan cocok?"
Kedua mata Bai Muchuan menyipit saat dia mengarahkan pandangannya pada wajah Xiang Wan, dengan ekspresi yang sedikit misterius. Tiba-tiba, dia berbicara dengan nada rendah yang lemah. "Bagaimana kalau dugaanku benar?"
"Dugaan?" Xiang Wan tidak mengerti darimana rasa percaya dirnya muncul, tetapi dia merasa kagum dengan dugannya.
"Er Niu adalah kekasih dari orang yang meninggal itu, ini alurmu." Ucap Bai Muchuan. "Dan dengan cara yang sama, kamu bisa mendesain pacarnya sebagai pekerja yang kompeten di klub modifikasi mobil. SUV yang membunuh pemiliknya adalah perbuatan si pacar Er Niu. Er Niu telah mengikuti apa yang dia lihat, dari metode pembunuhan novel sang pemeran utama wanita. Dengan kata lain, keduanya berkonspirasi membunuhnya..."
Sesaat, Xiang Wan tidak bisa berkata-kata.
"Detektif Bai, apa ingatanmu tidak bagus? Aku sudah me-update chapter terbaru dengan kriteriamu – Er Niu sudah mati! Bagaimana orang mati bisa membunuh seseorang?"
Bai Muchuan menatapnya dengan tajam. "Orang yang sudah mati jelas bisa membunuh seseorang."
Wajah Xiang Wan dengan segera dipenuhi tanda tanya. "Kalau aku menulis seperti itu, jadinya bukan lagi fiksi misteri namun sebuah thriller, cerita hantu yang mengerikan."
Bai Muchuan terdiam sesaat sebelum akhirnya berkata, "Kalau kamu menulis apa yang kubilang, kamu akan menjadi penulis dengan kekuatan supranatural, yang bisa menulis kasus kriminal sebelum semuanya terjadi."
Xiang Wan tertegun.
Dia membutuhkan waktu untuk kembali sadar.
Tidak mungkin Bai Muchuan memikirkan alur itu secara acak, pikirnya.
Sepertinya polisi sudah mendapat beberapa bukti!
"Baiklah." Xiang Wan melihat ke wajah Bai Muchuan yang dingin dan tampan, lalu dia pun tertawa: "Apa motivasi Detektif Bai membantuku seperti itu?"
Tatapan mata Bai Muchuan dan Xiang Wan saling bertemu.
Setelah sesaat, Bai Muchuan berdiri tanpa ekspresi dan menyuruh Xiang Wan mendekatiya.
"Cepat bersiap! Tepat jam sembilan besok, kita akan mengadakan jumpa pers untuk memberitakan kemajuan kasus ini!"
Jadi itulah, alasan kenapa dia ingin Xiang Wan memposting chapter selanjutnya sebelum subuh– karena kepolisian akan mengadakan jumpa pers besoknya tepat pukul sembilan pagi?