Di ruangan terbuka dengan angin dingin yang seperti menusuk kulit.
Xiang Wan berdiri di tanah berlumpur, tapi dia tidak berani berjalan...
Satu lubang hitam.
Dua lubang hitam.
Ketiga, keempat...
Di hadapan Xiang Wan, ada ruang gelap yang luas dan sunyi. Selain melihat lubang hitam yang membentang di ruangan itu, tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia tidak bisa mencegah lubang hitam itu dan dia tidak berani bergerak sembrono... Lubang hitam itu adalah jurang yang gelap. Salah langkah sedikit saja, maka dia akan hancur berkeping-keping...
Mimpi itu sangat panjang. Xiang Wan tegang seperti tali busur.
Ketika terbangun, Xiang Wan tersadar tubuhnya basah kuyup karena keringat.
Hah! Dia mengacak-acak rambutnya. Jarinya terasa agak lembab karena kepalanya juga basah akibat keringat.
Xiang Wan masih bisa merasakan getaran di dadanya. Dia membutuhkan waktu untuk tenang sebelum melihat jam di ponselnya.
Jam delapan pagi!