Chereads / Membunuh Lelaki Idaman / Chapter 12 - Bijaksana dan Luar Biasa?

Chapter 12 - Bijaksana dan Luar Biasa?

Leher Xiang Wan terasa kaku saat dia melihat Bai Muchuan, seolah sedang melihat hantu. "Kenapa?"

Bai Muchuan pun menjawab dengan singkat dan jelas: "Investigasi!"

Kenapa pergi ke rumahku untuk investigasi? Dan Xiang Wan kebingungan.

...

Hujan telah mereda, terdengar suara rintikan yang berasal dari atas mobil.

Mobil Bai Muchuan memasuki jalanan yang dikenali Xiang Wan.

Namun dia tidak memasuki gang, tapi malah berhenti di samping halte bis.

Xiang Wan ingin memberitahunya kalau dia akan terkena denda karena parkir sembarangan, namun ketika dia melihat ekspresi Bai Muchuan yang serius, dia urung mengatakannya – lagipula itu bukan uangnya.

Xiang Wan keluar dari mobil, mengambil tas laptopnya, dan berjalan beberapa langkah sebelum dia tersedak oleh tetesan hujan yang masuk hidungnya, dan membuatnya bersin.

Xiang Wan mendengar suara pintu mobil ditutup di belakangnya, dan sebuah payung diarahkan padanya.

Dia menoleh ke arah wajah Bai Muchuan yang tanpa ekspresi. Dia sejenak ragu sebelum akhirnya mengambil payung itu. "Bagaimana denganmu?"

Bai Muchuan berjalan dengan langkah lebar dan berkata: "Aku tidak membutuhkannya."

Hujan itu tidak terlalu deras.

Sosok bertubuh tinggi dan tegap berjalan di depan Xiang Wan, bayangannya melebar karena lampu jalanan. Xiang Wan menatap ke arahnya sesaat dan akhirnya mengikutinya.

...

Gang sempit itu tepat berada di depan mereka dan cahaya lampu terlihat lebih redup daripada saat Xiang Wan berlari dari dalam tadi.

Dia merasakan hembusan angin yang dingin entah darimana asalnya– terasa sangat dingin hingga tulangnya membeku.

Xiang Wan merasakan hawa dingin dari belakangnya, dan dia menoleh ke belakang dengan gugup.

Dia menelan ludah dan mencoba berjalan mendekati Bai Muchuan.

Sedikit lagi... sedikit lagi...

Tanpa disadari, Bai Muchuan melihat apa yang dia lakukan, lalu Bai Muchuan melirik Xiang Wan dengan ujung matanya, tapi dia tidak mengatakan apapun.

Di suasana yang sunyi itu, entah bagaimana, ada jejak keangkeran yang tak terduga.

Keduanya berjalan melewati jalanan gang yang basah. Tidak ada satupun yang berbicara, tapi langkah mereka terdengar seperti nada musik, yang tiap langkahnya terasa dalam hati mereka.

Rasanya berat sekali... Penuh dengan teror!

Tempat ini terlalu mengerikan! Dia bertekad untuk segera mencari rumah yang lain dan segera keluar dari sana.

"Ah!" Jantung Xiang Wan kembali berdetak. "Maaf..."

"Dimana tempatnya?" tanya Bai Muchuan tiba-tiba.

Jelas bahwa pemikiran Bai Muchuan dan Xiang Wan tidak dalam frekuensi yang sama. Dia tidak tahu, kalau pikiran Xiang Wan yang dramatis telah menulis dan memainkan drama pendek dalam imajinasinya.

"Apa?" Xiang Wan merasa bingung dengan pertanyaannya yang tak terduga.

"Tempat dimana pot bunga itu terjatuh." Ucap Bai Muchuan sambil berhenti dan melihat jalanan yang lembab. Lalu Bai Muchuan perlahan mengangkat kepalanya, untuk melihat bangunan rumah yang ada di kedua sisi gang itu.

Xiang Wan merasa terkejut dan dia menatapnya dengan aneh. "Bagaimana kamu tahu?"

Bai Muchuan tidak menjelaskannya, namun malah mengulang pertanyaan tadi dengan suara yang dingin "Dimana tempat pot bunga itu terjatuh?"

Xaing Wan pusing berurusan dengan seorang detektif seperti ini.

Tidak peduli apa yang dia tanya, Xiang Wan harus menjawabnya dengan jujur, tanpa ada yang ditutupi olehnya. 

Namun, selama Bai Muchuan tidak ingin menjawab pertanyaannya, Bai Muchuan bisa tidak mempedulikan Xiang Wan sesuka hatinya.

Hubungan seperti ini sungguh tidak setara. Tapi, Xiang Wan juga tidak memiliki cara untuk memperjuangkan kesetaran haknya.

Lagipula, Detektif Bai punya wewenang untuk menginvestigasi segala sesuatu tentangnya, termasuk data pribadinya, keberadaannya, dan bahkan mengawasi, ataupun mendengarkan pembicaraan di ponselnya...

Dengan payung di tangannya, Xiang Wan mencari di daerah sekitar, lalu menemukan bekas kotoran dan tanaman di atas tanah yang telah dibersihkan. Belum lagi rintikan hujan telah mencuci bersih semua jejaknya – membuat tidak ada yang tersisa. Ketika Xiang Wan menemukan titik itu, dia berdiri disana, dan menujuk ke arah lantai empat sebuah bangunan rumah.

"Disini tempatnya. Ketika aku menengok ke atas, aku lihat seseorang berdiri di jendela pada lantai empat itu!"

"Siapa dia?"

"Aku tidak bisa melihat orang itu dengan jelas, dan aku... tidak bisa memastikan karena tidak memiliki bukti."

Sekarang Xiang Wan memiliki batasan psikologis, karena cara Detektif Bai yang harus menjelaskan semuanya dengan bukti. "Apa yang terjadi selama dua hari ini sangat aneh, membuatku meragukan kehidupan. Aku bahkan meragukan diriku sendiri, dengan kata lain mungkin, sebenarnya aku tidak melihat apapun, sama sekali..."

Bai Muchuan menatapnya dalam-dalam, lalu memberi tanda agar dia minggir.

...Penderitaannya sedang diabaikan?

Xiang Wan mendengus pelan, memperlihatkan rasa kesalnya, lalu dia mundur ke belakang.

Bai Muchuan berdiri di tempatnya tadi, dan menatap ke arah jendela di lantai empat sambil menyipitkan mata.

Xiang Wan tidak bisa menebak apa yang dipikirkan olehnya.

"Apa kamu ingin kembali?"

"..."

Perubahan topik pembicaraan itu terlalu cepat untuk dia ikuti.

"Tidak perlu kembali?" Dia bertanya lagi, dengan suara yang dingin, sambil melihat Xiang Wan dari atas ke bawah. "Contohnya, untuk ganti baju?"

Apa yang dikenakan Xiang Wan malam ini, telah disiapkan oleh Fang Yuanyuan untuk kencan butanya. Menurut Fang Yuanyuan, pakaian itu menampilkan tubuhnya yang ramping dan menarik, karena akan menonjolkan lekukan tubuhnya. Pakaian itu sedikit tipis dan juga memiliki lengan yang pendek.

Saat dia berada di restoran hotpot, dia tidak merasa kedinginan sama sekali.

Namun saat dia berada di gang, di bawah rintikan hujan dan hembusan angin yang dingin, dia butuh mengganti baju.

Apakah Bai Muchuan tadi mendengarkan bersinnya?

Tidak mungkin! Sejak kapan Detektif Bai menjadi baik?

Xiang Wan gemetar, dihantui oleh pikirannya: "Baiklah... Terima kasih."

Melihat reaksinya yang lambat, rasa tak suka muncul sekilas pada mata Bai Muchuan, dia pun memeriksa waktu pada jam tangannya: "Aku akan memberikan setengah jam saja, apakah itu cukup?"

Bai Muchuan tidak akan naik ke atas? Xiang Wan melirik ke arah gang panjang yang gelap dan dia tetap berdiam.

Bai Muchuan kembali berjalan maju. "Cepatlah!"

Kembang api seperti meledak di dalam hati Xiang Wan, dia pun mengikuti Detektif Bai dengan gembira, seperti anak kecil, "...Terima kasih, Detektif Bai!"

...

Saat ini, Xiang Wan tidak merasa takut kembali ke dalam rumah.

Dengan Detektif Bai yang ada di sampingnya, dia merasa seakan-akan Dewa telah melindunginya, dan tidak ada roh halus yang bisa mendekatinya.

Ketika dia memasuki rumah, Bai Muchuan menunggu dia di luar.

Bai Muchuan menyalakan rokoknya, dan menghiisap rokok itu sampai menjadi setengah batang, sambil berjalan mondar-mandir beberapa kali di luar apartemen Xiang Wan. Dia kehilangan kesabaran dan mengetuk pintunya dengan wajah suram. "Cepatlah!"

Sebenarnya Xiang Wan sudah berada di depan pintu. Dia membuka pintu perlahan dengan memasang wajah polosnya. "Dengan mengizinkanku berganti pakaian, kamu sebenarnya... akan menahanku secara resmi?

Hanya itu alasan yang logis untuk sikap baik Bai Muchuan malam ini.

Bibir Bai Muchuan mengerut.

"Kita akan pergi ke Unit Investigasi Kriminal! Kecurigaan padamu masih belum hilang." Ucapnya tak sabar dengan menunjukkan wajah yang cemberut.

Unit Investigasi Kriminal? Mereka ingin menginterogasinya lagi?

Sambil membawa tas laptopnya dan memegang payung dengan tangan yang lain, Xiang Wan mengikuti badan Bai Muchuan yang tinggi dengan wajah penuh kesedihan

Pada kasus yang aneh ini, dia bukan lagi penulis yang mengatur dunia di dalam buku. Dia tidak bisa mengatur alur cerita, dan emosi para karakter. Dia hanya bisa terlibat dalam kekacauan ini, menunggu vonis yang bisa memutuskan bagaimana nasibnya.

...

Pada akhirnya, dia membuat tebakan yang salah.

Bai Muchuan membawanya ke Unit Investigasi Kriminal, tapi dia tidak bisa menginterogasinya, atau memasukannya ke dalam sel tahanan.

Di dalam kantor milik 720 Special Task Force, Bai Muchuan menunjuk ke arah kursi dan meja, menyuruh Xiang Wan untuk duduk dan menulis novelnya.

Benar sekali! Itu novelnya yang berjudul Murder The Dream Guy...

"Kamu belum update hari ini," dia berkata, "Cepat tulis dan selesaikan."

Apa?! Yang benar saja? Xiang Wan tidak tahu, situasi macam apa yang sedang terjadi– wajahnya penuh dengan tanda tanya.

"...Apakah yang kau katakan, Detektif Bai?"

Bai Muchuan menarik sebuah kursi dan duduk di sampingya. Dia berkata dengan serius, "Aku akan mengatakan padamu apa poin pentingnya, dan oleh karena itu, kamu harus menuliskannya!"

...

Ada alasan yang jelas kenapa 720 Task Force menaruh perhatian mereka pada Xiang Wan.

Kasus yang ada di bukunya, sangat mirip dengan kasus kriminal nomor 720. Bahkan pemeran utama perempuan juga penulis sastra Cina online. Dengan kesamaan kasus di novel dan dunia nyata hingga 80%, akan aneh kalau tidak ada yang mencurigainya!

Di dalam cerita, kematian pebisnis yang mana menggunakan latar belakang Zhao Jiahang sebagai referensi, juga memiliki situasi yang sama dengan dunia nyata– kepolisian masih belum bisa menuntaskan kasusnya.

Ya, update-nya kemarin tidak memberi tahu poin penting kasus itu,

Hari ini, Xiang Wan pergi ke kencan buta di restoran hotpot, dan masih belum sempat menulis chapter berikutnya.

Xiang Wan bukan "tersangka yang sering" melanggar kebiasaannya update satu atau dua chapter. Tetapi apakah pantas menulisnya di Unit Investigasi Kriminal?

Xiang Wan menggaruk kepalanya, dia merasa kesal dengan keraguan yang memenuhi pikirannya. "Detektif Bai, apakah kamu penggemarku?"

"Aku tidak tertarik dengan cerita tentang nafsu asmara." Ucap Bai Muchuan sambil mengerutkan kedua alisnya.

Sasta tentang nafsu asmara? Xiang Wan sedikit terbatuk. "Ahem! Lalu kenapa kamu mengejar penulis dan menyuruhnya update?"

"Sejauh ini, kamu adalah tersangka utama." Ucap Bai Muchuan dengan dingin. "dan kamulah yang ingin segera membersihkan namamu. Apa kamu mau bekerja sama dengan kepolisian?"

"...Iya."

Xiang Wan menggertakkan giginya dan berhenti berdebat. "Bagaimana kamu ingin aku menuliskannya?"

Bai Muchuan menjawab dengan menyebutkan tiap kata perlahan. "Tulis saja tentang kasus kriminal yang sangat mirip dengan alur novel, seorang detektif mengikuti sang pemeran utama wanita untuk memahami situasinya..."

"Ha?!" Dia ingin kasus membuat itu sangat mirip dengan kenyataan?

"Kepolisian telah mendapatkan petunjuk yang penting dalam kasusnya, dan berhasil mengambil sidik jari pelaku dari kendaraan."

"..."

"Bahkan tersangka itu mencoba membuat kematian yang tak disengaja untuk pemeran utama wanita..." Bai Muchuan masih lanjut berkata, "Tulis semua apa yang kamu alami, dan apa yang kamu lihat di gang, tentang insiden pot bunga, penguntit di Ocean Sky Hotpot, dan pengejaran mobil di kota!"

"?"

"Tulis juga tentang kepolisian yang memperhatikan mobil hitam yang kabur... dan mereka tidak jauh dari kebenaran."

"..."

Permisi, sebenarnya siapa ya penulis novel ini?

Menurut alur utama ceritanya, ini masih jauh dari kebenaran yang dialaminya.

Menyelesaikan kasus tanpa twist yang besar akan menjadikannya nampak gegabah.

Terlebih lagi, Bai Muchuan sendiri yang memperingatkannya agar tidak memberi tahu detail investigasi.

Dan sekarang, dia juga yang membiarkannya memperlihatkan detail investigasi lewat novelnya dengan sengaja.

Xiang Wan akhirnya menyipitkan matanya. "Detektif Bai, kenapa? Aku tidak paham."

Bai Muchuan menatap ke arahnya, lalu perlahan berdiri. "Aku memberikanmu waktu dua jam! Nanti aku akan kembali."

Menuliskan informasi sebanyak itu hanya dalam waktu dua jam? Apakah dia pikir, dia adalah seekor gurita?

Xiang Wan menunjukkan ekspresi wajah yang aneh di belakang Bai Muchuan.

Tiba-tiba, Bai Muchuan menoleh ke belakang dan berkata: "Oh iya, tulislah karakter detektif di ceritamu menjadi sosok yang bijaksana dan luar biasa!"

Xiang Wan yang terdiam di tempat: "?"