Di aula leluhur yang sunyi, bayangan menyelimuti seluruh ruangan.
Xia Yu sudah pingsan dan tidak sadarkan diri. Darah terlihat pada bajunya yang berwarna cerah dan tipis. Segera, tempat dipenuhi darah, dan darah mulai menetes membasahi lantai beton.
Apakah dia akan mati?
Xia Ling sedikit tenggelam dalam pikirannya. Sebelum eksekusi, kata-kata sang pemimpin menentukan nasib Xia Yu. Mungkin, Xia Yu akan dipukuli sampai di sini.
Ia teringat tahun ketika ia berada di panti asuhan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menjaga Xia Yu tetap hidup. Butuh banyak kerja keras, tapi ia berhasil memastikan keselamatan Xia Yu. Sekarang, bisakah ia dengan mudah menyaksikan Xia Yu dipukuli sampai mati? Apa gunanya rasa sakit dan kegigihannya di masa lalu?
Pikirannya tidak menentu.