Xia Ling melewati malam dengan cemas.
Ia duduk di dekat perapian dan menyaksikannya nyala api di hadapannya, tapi hatinya berada dalam kegelapan dan kebingungan karena terus mencemaskan Li Lei.
Apakah dia berhasil menemukan Shaohui? Gunung itu sangat besar, akankah dia dan Shaohui baik-baik saja? Xia Ling merasa seolah-olah ada batu yang menekan dadanya, membuatnya kesulitan bernapas.
Namun, ia tahu ia tidak bisa terus seperti ini.
Li Lei meninggalkannya bukan hanya karena lebih mahir bertahan hidup di hutan belantara, melainkan karena ingin agar ia beristirahat dengan baik sebelum berjalan jauh keesokan harinya.
Xia Ling tidak bisa membuang waktu berharga ini untuk terlalu banyak berpikir dan merasa khawatir.
Ia menutup mata dan memaksa diri untuk tidur. Setelah menghitung domba demi domba, ia akhirnya tertidur dalam hembusan angin dingin. Namun, ia tidak bisa tidur nyenyak, ia mengalami mimpi buruk yang sangat mengganggu.