Mereka menunggu lama.
Pada saat terakhir sesuai waktu yang tentukan, Rolls Royce hitam Pei Ziheng tiba.
Pak sopir, yang mengenakan sarung tangan putih, membukakan pintu untuknya. Sosok yang tinggi pun berjalan keluar. Ia terlihat sedingin dulu, dan tampak lebih mendominasi di bawah langit mendung.
Ia melihat pasangan itu di depannya, dan ekspresinya menjadi suram.
Pemakaman yang tenang menampilkan penampilan mereka yang indah. Ada kecantikan sederhana tentang warna hitam dan putih yang sederhana tersebut; tidak meriah atau mencolok, namun serasi. Dibandingkan dengan Pei Ziheng, mereka berdua terlihat lebih seperti pasangan sejati. Begitu teringat bahwa anak itu sebenarnya adalah anak Li Lei, hati Pei Ziheng terasa seperti ditusuk duri.
Ia berjalan ke arah Xia Ling dan berkata, "Ayo masuk."
Ia bahkan tidak memandang Li Lei dari sudut matanya.
Xia Ling berbalik untuk melihat Li Lei, merasa tak berdaya.
