Chereads / Lahirnya kembali sang bintang / Chapter 54 - Ujung Jari Kaca

Chapter 54 - Ujung Jari Kaca

Xia Ling tidak terlalu berminat mendapatkan Penghargaan Artis Baru Terbaik. Hanya dengan memikirkan harus bersaing dengan Xia Yu saja telah membuat hatinya sakit.

Ia tidak pernah melupakan masa kecil mereka di panti asuhan. Xia Yu menggunakan tangan kecilnya, yang bengkak karena penyakit, untuk menarik bajunya dan dengan lembut memanggilnya "Kakak." Xia Yu masih kecil saat itu, ia bisa gembira selama berhari-hari jika dapat permen. Namun, saat ia beranjak dewasa, bahkan ketika Xia Ling menumpuk kekayaan di depannya, ia tega mendorong kakaknya ke dalam jurang maut tanpa mengedipkan mata.

Xia Ling tidak ingin melihatnya. Bukan karena ia menyerah, juga bukan karena ia tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengannya. Tapi karena setiap kali melihat adiknya, ia selalu teringat masa lalu yang menyayat hatinya.

Wei Shaoyin tidak memiliki masalah seperti Xia Ling.

Masalahnya adalah Feng Kun.

Kak Mai Na telah menggunakan teknik psikologi terbalik[1] untuk mendorongnya beberapa hari yang lalu, tetapi kata-katanya ada benarnya. Meskipun sama-sama dikenal sebagai legenda selama bertahun-tahun, Feng Kun selalu berada dalam posisi yang sedikit lebih baik dari Shaoyin. Ketika mereka merilis single bersamaan, biasanya penjualan Feng Kun akan lebih baik dari Wei Shaoyin. Bahkan tentang ulasan media tentang karya mereka, Feng Kun sering lebih disukai.

Banyak orang dalam industri yang mengatakan bahwa Wei Shaoyin tidak bisa disalahkan. Genre musik mereka benar-benar berbeda. Genre Wei Shaoyin lebih indah sementara Feng Kun lebih glamor, maka secara alami lebih populer bagi kalangan umum. Selain itu, seperti yang dikatakan Kak Mai Na, Feng Kun memiliki Xia Ling sebagai diva legendaris, sementara yang dimiliki Wei Shaoyin adalah penyanyi yang tidak bisa dibandingkan dengan Xia Ling.

Tapi Wei Shaoyin jelas tidak melihatnya seperti itu. Ia tidak menyadari kekalahannya dengan Feng Kun.

Wei Shaoyin menghentikan semua pekerjaannya dan dengan sungguh-sungguh, memulai menulis lagu debut Xia Ling. Apakah itu melodi maupun liriknya, Wei Shaoyin melakukan semuanya sendiri. Ia mematikan ponsel, meninggalkan rumah, menolak semua kegiatan sosial dan hanya bekerja siang malam.

Ketika Xia Ling menerima lembaran musik, ia tidak percaya melodinya begitu damai dan merdu.

Judul lagunya adalah Ujung Jari Kaca.

Lagu itu menggambarkan seorang gadis yang kesepian yang mengenakan gaun putih. Ia merindukan dan menginginkan kekasihnya di tengah rintik hujan di sore hari. Ia bersandar di jendela kaca dan melukiskan nama sang kekasih berulang-ulang di kaca. Goresan demi goresan mendarat pada kaca sedingin es -- ia menuliskan kerinduannya yang ia kubur selama ini di dalam lubuk hati.

Lagu itu tidak rumit --- tampak seperti sebuah puisi yang tenang dengan iringan piano ringan.

Namun, Xia Ling tahu betul betapa sulitnya lagu ini. Semakin sederhana sebuah lagu, akan semakin terdengar murni. Sebuah lagu yang murni sederhana untuk dinyanyikan tetapi sulit untuk dikuasai.

Xia Ling merasa seolah-olah bukan Feng Kun yang menyinggung perasaan Wei Shaoyin, tapi dirinya.

Lagu-lagu seperti ini bisa menjadi lagu klasik jika dinyanyikan dengan baik, tetapi kesalahan sekecil apapun dalam performa akan mengurangi nilainya. Pada saat ini, Xia Ling sangat merindukan Feng Kun, berharap ia mendapat lagu seperti Iblis Laut.

Wei Shaoyin menyeringai puas. "Xiao Ling, suaramu sangat unik. Perasaan pertama yang ditimbulkannya begitu dingin dan jauh. Tetapi jika didengarkan dengan seksama, maka seseorang akan merasakan emosi dan detail dalam suaramu. Pada saat yang sama, ada keutuhan yang jernih pada suaramu, sesuatu yang sulit didapat. Dari semua penyanyi yang kutemui, hanya kau yang mampu memadukan kualitas-kualitas ini dengan sempurna, dan aku yakin kau mampu menggambarkan kesepian ini selamanya. Kau memiliki potensi yang sangat besar dan lagu ini dirancang khusus untukmu, aku yakin akan membuatmu terkenal. "

Xia Ling dengan lemah berkata, "Pak guru, mohon maaf, inikah yang telah kau buat setelah menyendiri begitu lama? Apakah kau tidak ingin menuliskanku lagu yang lebih sensasional? Aku pasti tidak akan mempermalukanmu jika kau menulis lagu yang sensasional untukku, aku jamin."

Wei Shaoyin tidak goyah. "Musik berasal dari jiwa, hanya orang bodoh seperti Feng Kun yang akan menggunakan berbagai cara untuk mengaburkan keindahan sejati dari esensi manusia. Xiao Ling, aku akan memberitahumu sesuatu. Dengan bakatmu, kau tidak akan pernah bisa mengalahkan Xia Ling. Tapi tidakkah kamu ingin menjadi seorang diva? Apa yang kuberikan sekarang adalah jalan yang akan mengarahkan kamu untuk mencapai lebih dari yang didapatkan Xia Ling."

Ini bukan sebuah jalan, ini adalah permainan yang berbahaya.

Ia terlihat ragu saat memegang lembar musik "Ujung Jari Kaca" dan ia mempelajari sesuai dengan instruksi Wei Shaoyin. Ia berlatih selama beberapa hari, dan semakin lama ia berlatih, ia semakin terkejut. Lagu ini terdengar luar biasa rapi dan indah, menenangkan namun menyedihkan, begitu membahagiakan untuk didengar.

Wei Shaoyin memang benar. Lagu ini mampu membuat waktu berhenti --- mampu diingat selamanya.

Ia mencurahkan segenap hati dan jiwanya ke dalam lagu ini dan benar-benar tersentuh.

Sebegitu hanyutnya, sehingga ia baru tersadar kembali setelah ponselnya berdering untuk ketiga kalinya.

Ia mengangkat telepon dengan frustrasi, dan melihat avatar lucu di layar. Itu adalah Boss Li Lei. Xia Ling mengerang, apa yang sebenarnya Bos lihat dalam dirinya yang belum bisa ia lupakan?

"Halo?" Xia Ling terdengar tidak ramah.

Di ujung telepon, suara menawan Li Lei terdengar menggoda. "Ada masalah apa, gadis kecil yang cantik? Mengapa cepat marah?"

"Aku sedang berlatih dengan laguku." nadanya tidak berubah.

Bos Besar Li tampaknya tidak sedikit pun terganggu oleh amarahnya, dan hanya mengatakan, "Jangan berlatih lagi, keluarlah bersamaku untuk bersenang-senang."

Xia Ling tertegun. "Aku? Pergi keluar denganmu? Untuk bersenang-senang?" Mereka sepertinya tidak terlalu akrab.

"Ya." Li Lei mengatakan itu seperti masalah biasa. "Apakah kau tidak memikirkan upaya siapa yang membuatmu debut begitu cepat? Bahkan Tan Ying mengatakan padamu untuk berterima kasih padaku, tetapi kau belum menyatakannya. Apa salahnya dengan keluar denganku untuk bersenang-senang?" Ia terdengar salah saat berbicara.

Xia Ling menjadi bingung. Ia dengan samar-samar mengingat Tan Ying menyuruhnya untuk berterima kasih kepada Li Lei ketika ia menandatangani kontrak debut. Ia menganggap itu sebagai ucapan sambil lalu, tidak benar-benar mengharapkan Bos Besar untuk menunggu.

Xia Ling terdiam.

"Mengapa kau tidak berbicara?" Bos Besar tidak membiarkannya pergi.

Xia Ling berkata, "Aku agak menyesal ada di Skyart."

Bos Besar tersenyum dengan santai. "Penyesalan? Kalau begitu, tepat sekali. Saatnya kau keluar untuk berjalan-jalan. Bunga sakura di pegunungan selatan telah mekar. Aku akan mengajakmu berkuda untuk melihat bunga-bunga." Pegunungan Selatan di luar kota memiliki pemandangan yang indah, terutama di musim semi. Bunga sakura terbentang bermil-mil jauhnya, menggoreskan keindahannya pada hati dan pikiran. Disana ada klub berkuda, tempat yang sering didatangi oleh para milenial kaya.

Tapi Xia Ling tidak ingin pergi. "Bos, aku sedang tidak enak badan. Sebaiknya kau mencari orang lain."

"Jika kau merasa tidak sehat, maka kau benar-benar harus keluar untuk rekreasi." Sang bos terus berusaha. "Aku sudah di kamp pelatihan, apa ku ingin aku datang dan menjemputmu? Aku bisa membawakan obat dan makanan di tengah jalan..."

"Jangan!" ia memotongnya sebelum sang bos menyelesaikan kalimatnya. "Jangan mencariku! Aku akan menemanimu ke pegunungan selatan!" Xia Ling tampak jengkel, tidak mungkin ia bisa membiarkannya datang. Sang bos jelas akan berkoar-koar mengumumkan kedekatan mereka kepada dunia. Pada saat itu, apa yang akan terjadi dengan reputasinya?

Ia mencoba pergi sesuai dengan keinginan sang bos, menganggapnya sebagai ... bekerja lembur.

Ia menyerah dan berhenti menolak.

Dengan enggan, Xia Ling menyimpan lembaran lagunya dan berganti pakaian. Ia mengenakan kaos nyaman berwarna netral dan celana legging tiga perempat. Pakaian itu memunculkan kesegaran dalam dirinya dan mampu membangkitkan semangatnya yang hilang.

Karena takut terlihat, ia bertemu Li Lei di garasi dan naik ke SUV-nya saat tidak ada orang.

Sang bos duduk dengan tenang di kursi pengemudi. Setelah melihat Xia Ling masuk ke mobilnya diam-diam seperti pencuri, bibirnya sedikit melengkung. Gadis ini memang istimewa, rendah hati dan tidak berusaha mengambil keuntungan dari situasi untuk keuntungan pribadi. Xia Ling memang tipe yang ia sukai.

Ia semakin bersemangat melakukan perjalanan ke pegunungan Selatan.

***

  1. Seni untuk menarik perhatian orang dengan rangsangan yang berlawanan, sehingga orang lain melakukan hal yang ia inginkan tanpa disadari orang tersebut