Wajah Pei Ziheng menjadi tegang saat mulai memproses kata-kata Xia Ling. "Benarkah?"
Xia Ling tidak tahu apa yang diharapkannya dari reaksi Pei Ziheng, dan hanya mengangguk ringan. Keberhasilannya tergantung pada kesempatan ini. Selama Pei Ziheng mengakui anak itu sebagai anaknya, akan ada peluang baginya untuk selamat. Xia Ling melanjutkan, "Aku merasa kurang sehat belakangan ini, dan bahkan memimpikan Dewa Kesuburan di malam hari. Kurasa aku pasti hamil setelah malam kita melakukannya... Bukan masa yang aman bagiku."
Xia Ling berbicara dengan sangat pelan, tetapi berhasil membuat ekspresi Pei Ziheng melunak. Lelaki itu bergerak ke arahnya dan memeluknya, seperti ia adalah harta yang paling berharga. Kali ini, lelaki tersebut memeluknya agak lama dalam diam, tanpa sedikit pun kekerasan atau pelecehan. Ia merasa tidak yakin tentang situasi yang dihadapinya dan memanggil, "Pei Ziheng?"
