Xia Ling memandang ke luar jendela mobil. Jalan yang baru ia lewati telah menghilang di balik pepohonan, dan ia tidak lagi tahu pohon mana tempatnya tadi berjongkok. Ia merasa bersyukur karena berpikir mungkin Pei Ziheng tidak bisa melihatnya dengan jelas. Setelah dipikir-pikir, ia menyadari bahwa bos Pei selalu bisa menjaga sikapnya yang santai, bahkan jika telah mengetahui apa yang telah terjadi.
Ia menatap pria itu dengan sedikit khawatir.
Pei Ziheng mengulurkan tangan dan membelai wajah Xia Ling. Ia membelai kelopak matanya, hidungnya, bibirnya, sampai ke bagian belakang lehernya dan kemudian menariknya ke arahnya.
Xia Ling tidak berani bergerak.
Ia begitu dekat dengan pria itu, sehingga bisa merasakan napasnya.
Ia merasakan hawa dingin di bibirnya, dan menyadari bahwa pria itu telah mencium bibirnya.