Chereads / Lahirnya kembali sang bintang / Chapter 26 - Pesta Musik Ekstravaganza

Chapter 26 - Pesta Musik Ekstravaganza

Saat itulah Xia Ling tersadar bahwa adiknya yang dicintainya dengan sepenuh hati ternyata sangat membencinya. Adiknya bahkan ingin dirinya mati.

Xia Yu telah menggunakan segala macam cara yang bisa ia pikirkan untuk menghina dan membuat kakaknya marah. Ia selalu berharap kakaknya bisa ia buat putus asa dan rela bunuh diri. Xia Ling berpikir jika kejadian saat konser itu tidak terjadi, mungkin ia telah mati di tangan adik kandungnya. 

Tidak mungkin...

Dia tidak mungkin tahu apakah pembunuhan saat konser merupakan kejahatan adiknya atau Keluarga Wang.

Dia tidak berani membayangkan lebih lanjut, berharap dengan segenap hatinya kalau pelakunya adalah Keluarga Wang.

Suara 'klik' dari sebuah kamera terdengar.

Karena terkejut, Xia Ling langsung beranjak dari lamunannya. Ia memutar badan, dan melihat Wei Shaoyin mengarahkan kamera ke arahnya, menekan tombol kamera dua kali berurutan.

Ia mengangkat alis seraya melihat Wei Shaoyin dengan rasa ingin tahu.

"Kau tenang sekali di depan kamera, tidak seperti trainee pada umumnya," kata Wei Shaoyin, kemudian memberi perintah, "Putar badanmu sedikit lagi, ke arah jam 9... Geser kepalamu ke kiri sedikit, 30 derajat... Iya, bagus sekali."

Ia menekan kameranya dua kali lagi.

"Biayanya mahal untuk fotoku," kata Xia Ling seraya menuruti Wei Shaoyin untuk berpose.

"Aku kan sudah bilang, trainee harus melakukan banyak hal untuk perusahaan secara gratis." Wei Shaoyin langsung menjawab, tangannya tidak ingin berhenti.

"Kau mau foto ini untuk apa?" Tanyanya penasaran.

"Untuk dijual jika kamu terkenal nanti." Wei Shaoyin tertawa sampai matanya tertutup, terbentuk seperti garis. Lalu ia berhenti dan menyimpan kameranya.

Xia Ling duduk kembali di sofa lebar yang dibuat dari kulit asli. Ia membalikkan badan untuk melihat Wei Shaoyin dan bertanya, "Kau begitu yakin kalau aku pasti terkenal?"

"Semua trainee yang aku, Wei Shaoyin, pilih untuk dibimbing selalu jadi terkenal." Ia duduk di ujung sofa, jari telunjuknya yang panjang mengetuk-ngetuk gelas di atas meja kopi. "Apa yang baru saja kamu pikirkan?" Ekspresi wajahmu seolah-olah..."

"Apa maksudnya?"

Wei Shaoyin tidak menjawab, ia hanya melemparkan kamera kepada Xia Ling.

Xia Ling menyalakan kamera dan melihat foto-foto yang baru diambil Wei Shaoyin. Foto pertama adalah foto setengah badan. Ia sedang memakai sweater kardigan longgar berwarna pucat, dengan satu tangan menyentuh jendela kaca setinggi badan. Wajahnya disinari cahaya matahari yang mulai senja. Ekspresi wajahnya di foto terlihat sangat lembut namun sedih. Kerapuhan dalam dirinya terlihat pada dalamnya tatapan matanya saat berdiri ke arah cermin. Matahari sore membuatnya berkilau lembut.

Tanpa diragukan lagi, kemampuan foto Wei Shaoyin sangat bagus.

Xia Ling mematikan dan mengembalikan kamera tanpa mengatakan apa-apa.

Wei Shaoyin tidak ingin bertanya lagi, hanya mengisi cangkir gadis itu dengan air hangat. Kehangatan air menjalar naik dari ujung jari Xia Ling, membuatnya merasa semangat hidup. Hidup... sepertinya sesederhana merasakan sedikit kehangatan.

Beberapa hari kemudian, acara ekstravaganza musik akhir tahun dimulai sesuai jadwal.

Acaranya disiarkan secara langsung. Barikade keamanan panjang dipasang melingkari halaman di luar stasiun siaran, di bawah langit-langit malam yang penuh bintang. Sebuah karpet merah terang digelar dari ujung pintu masuk utama sampai tangga yang terbuat dari ukiran batu.

Xia Ling hadir dalam acara itu sebagai asisten Wei Shaoyin.

Wei Shaoyin datang dengan Ferrari berharga puluhan juta yuan, mengenakan kemeja merah anggur dengan tuxedo abu-abu perak dan jam Patek Phillippe di pergelangan tangan kirinya. Saat ia keluar dari mobil, lautan penggemarnya berjerit. Ketenarannya melebihi sebagian dari artis-artis sebenarnya.

Ia berjalan dengan percaya diri di atas karpet merah, sementara Xia Ling mengikuti dari belakang barikade keamanan.

Xia Ling mendengar seseorang bertanya, "Siapa pria gagah itu?"

Teman dari orang itu menjawab, "Kau tidak kenal? Dia Wei Shaoyin dari Skyart Entertainment, orang yang dianggap saingannya Feng Kun."

Satu gelombang sorakan dan jeritan terdengar. Terdengar diantara semua itu kalimat seperti: "Wei Shaoyin, aku cinta kamu", "Lagumu berjudul 'Aku Akan Menyanyikan Lagu Lain untukmu' sangat menyentuh hati hingga aku menangis", "Video Musik untuk 'Salju di Tanah Tandus' benar-benar keren", "Buatkan satu lagu untuk sayangku Ning Chen"...

Beraneka macam jeritan pun terdengar.

Komentar yang paling aneh adalah saat seseorang berteriak dengan keras. "Kencani Feng Kun! Kencani Feng Kun!"

Orang itu bahkan mendapat dukungan dari banyak kerumunan orang.

Xia Ling merasa agak malu dan ingin menutupi wajah dengan tangannya. Para fans gila ini benar-benar punya imajinasi yang luar biasa. Seperti pepatah yang mengatakan: "Dua raja di dalam jenis bisnis yang sama adalah musuh, mereka tidak akan pernah bisa setuju." Selama bertahun-tahun Feng Kun dan Wei Shaoyin ada di industri ini, pertemuan antara mereka berdua sangat jarang sekali terjadi.

Xia Ling memutar kepalanya untuk mencari Wei Shaoyin. Karena pria itu sudah cukup lama terkenal, ia mestinya sudah terbiasa dengan situasi yang gila dan rumor yang luar biasa di lingkaran dunia hiburan ini. Tapi, dengan ketenangan yang ditunjukkannya di atas karpet merah, Xia Ling bisa melihat kegeraman dan pandangan dingin dibalik matanya. Jelas-jelas ia tidak menikmati pengalaman di atas karpet merah dan sudah hampir meluapkan kemarahannya.

Xia Ling menghela napas. Sebagai seorang berzodiak Virgo, pria itu adalah seseorang yang perfeksionis dan maniak kesehatan. Ia juga sangat pemilih.

Xia Ling bergegas berjalan mengikuti Wei Shaoyin dan masuk ke dalam ruangan luas di dalam stasiun siaran. Di ruangan yang luas itu mereka dilindungi dari para fans yang gila. Seorang anggota staf memandu mereka ke lift lobi untuk menuju ke lantai atas, dimana mereka akan menemukan banyak ruang tunggu dan kamar rias dengan berbagai macam ukuran di dua sisi lorong. Wei Shaoyin merupakan sosok yang sangat dikenal dan berstatus tinggi dalam industri ini, maka stasiun siaran menyiapkan ruang tunggu khusus untuk memberinya lebih banyak privasi.

Ketika di antar menuju ruang tunggu, mereka melewati ruang rias sepanjang jalan. Mereka dapat mendengar suara keras dan sebelum mereka bisa bereaksi, gerombolan bodyguard telah mendorong seorang wanita keluar dari sebuah kamar. Wanita itu mengenakan gaun malam merah, rambutnya jadi berantakan saat ia terjatuh ke lantai karena didorong keluar ruangan. Tasnya terlepas dari tangannya dan foundation makeup-nya terbuka, mengotori bagian bawah celana Wei Shaoyin.

Wei Shaoyin berhenti, wajahnya 3 derajat lebih dingin dari sebelumnya.

Xia Ling mengenal sosok wanita itu. Ia seorang penyanyi yang dulu pernah terkenal, namanya Hua Xue. Walaupun masanya sudah lewat, ia terpaksa tetap tampil di dunia hiburan untuk membayar hutang suaminya yang menumpuk karena taruhan balap kuda.

Hua Xue menatap ke arah orang-orang yang telah mendorongnya, make-upnya yang tebal tidak mampu menutupi wajahnya yang sudah tua. Sambil menahan air mata, ia dengan tersendat-sendat berkata, "Xia Yu masih ada banyak waktu sebelum harus tampil di panggung. Aku pembuka acara, kau tidak bisa seenaknya menyerobot antrean. Penata rias perlu waktu untuk menyelesaikan makeup ku, waktunya tidak cukup..."

Xia Yu...

Itu ruang riasnya?

Dia ada di sini juga?

Xia Ling tiba-tiba mengangkat kepalanya, tetapi hanya bisa melihat deretan bodyguard di depan pintu. Mereka semua tinggi dan kekar, menutupi pandangannya ke dalam ruangan. Ia hanya mengenal seorang lelaki memakai jas rapi yang berdiri di depan para bodyguard. Seseorang yang sudah lama tidak berjumpa dengannya: Chu Chen.

Lelaki yang dulu ia anggap sebagai seorang teman dan orang yang bisa dipercaya.

Saat disekap di villa milik Pei Ziheng, ia telah menguras seluruh tenaganya untuk dapat melarikan diri sampai ke pintu depan, lalu berpapasan dengan Chu Chen yang tengah berjalan. Xia Ling sangat gembira bertemu dengannya dan meminta pertolongan. Ternyata, pria itu hanya sekilas memandang pakaiannya yang tidak layak dan rantai emas di pergelangan kakinya yang diputus dengan susah payah. Lalu, Chu Chen melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Xia Ling. Pria itu memapah dan menolong Xia Ling berdiri, dengan tangan yang hanya menyentuh jaketnya sembari berteriak di atas kepala Xia Ling, "Bos."

Xia Ling sadar ada yang tidak beres lalu mendorongnya.

Tetapi, tangannya yang kokoh seperti besi mencengkeram Xia Ling erat-erat. Bagaimanapun Xia Ling berusaha, ia tidak mampu melepaskan diri.

Ia menyerahkan Xia Ling kembali ke tangan Pei Ziheng.

Pada hari itu, ia akhirnya percaya kalimat yang disampaikan Xia Yu. Kak, apakah kau betul-betul mengira semua orang begitu baik hati terhadapmu? Sebelum kau memukul seekor hewan piaraan, kau perlu tahu dulu siapa pemiliknya!

Ingatan masa lalu muncul di benaknya dan Xia Ling harus meraih tembok lorong untuk pegangan. Ia menarik napas beberapa kali dalam diam.

Ia lalu mendengar suara Chu Chen berkata, "Hua Xue, menyerah saja. Ken sudah mendatangi kita untuk menawarkan jasa riasnya dan kita sudah serahkan tugas itu padanya. Dia tidak ada waktu untuk meriasmu lagi, carilah penata rias lain."

Lewat celah-celah tubuh para bodyguard, Xia Ling bisa melihat banyak penata rias yang mengelilingi seseorang, sibuk bekerja untuk membuat orang itu mempesona.

*** * ***