Xia Yu berjalan masuk dari luar layar, mengenakan gaun hitam terusan yang dibuat khusus untuknya. Potongan sederhana gaun itu dengan sempurna membalut tubuhnya yang proporsional. Wajahnya pucat, bahunya kecil dan kurus-- membuat iba orang yang melihatnya.
Ia berjalan ke sisi Chu Chen, mengambil alih mikrofon seraya melanjutkan, "Kakakku adalah orang yang hebat. Dia perfeksionis sehingga selalu memberi dirinya banyak tekanan untuk mencapai sukses." Xia Yu mengangkat matanya yang berkaca-kaca dan sarat dengan rasa sakit. "Kakakku pernah berkata bahwa dia mencintai Imperial Entertainment, dan dia mencintai semua penggemarnya. Dia ingin menunjukkan kepada semua orang yang terbaik yang bisa diraihnya. Karenanya, dia bekerja sangat keras. Bahkan pada tahun-tahun ini ketika dia menerima perawatan untuk depresinya, dia masih akan diam-diam berlatih menyanyi dan menari, dan terus membuat musik ... "
Suara isakan mulai terdengar dari seluruh alun-alun.
Jika bukan karena Xia Ling telah melihat sifat asli Xia Yu dan telah dihina dengan sangat keji olehnya menggunakan kata-kata yang sangat merendahkan, menonton pertunjukan hari ini akan membuat Xia Ling percaya bahwa "saudara perempuannya yang baik" sangatlah menyayanginya.
Ia seharusnya tahu. Xia Yu dapat mengimbangi aktris pemenang Oscar manapun.
Performa mengharukan Xia Yu menyentuh hati seluruh penonton. Apakah itu di layar atau di luar layar, banyak yang menangis di sampingnya. Identitasnya membuat penampilannya lebih meyakinkan. Beberapa penggemar berdiskusi pelan di sela tangisan mereka—
"Dia adalah saudara perempuan yang sedarah dengan Xia Ling, apapun yang dikatakannya pastilah benar. Sepertinya Xia Ling benar-benar tertekan dan ..."
"Ya, Xia Ling selalu menyebut Xia Yu dalam wawancaranya dan mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang sangat erat. Apa pun yang dikatakan Xia Yu pasti benar."
"Sepertinya kita semua salah. Tidak ada pembunuhan. Xia Ling hanyalah sakit dan tidak bisa menerima tekanan, jadi dia bunuh diri."
Xia Ling mendengarkan pembicaraan yang berlangsung dan hanya bisa tersenyum pahit. Apakah ini yang disebut menggali kuburnya sendiri? Dulu, ia mempercayai Xia Yu dengan sepenuh hati. Ia mencurahkan semua cinta dan perlindungannya kepada adik perempuannya yang kurus dan sakit-sakitan itu. Baik dalam wawancara ataupun selama acara pertemuan penggemar, sang diva selalu menyebut nama Xia Yu. Ia selalu berbicara tentang adiknya dengan bangga sehingga terlihat kedekatan di antara mereka. Semua penggemar Xia Ling tahu bahwa Xia Yu adalah permata berharga di mata Xia Ling.
Akibatnya, mereka semua berpikir bahwa Xia Yu merasakan hal yang sama tentang kakak perempuannya.
Xia Yu menangis tersedu-sedu di layar.
Beberapa staf datang ke atas panggung untuk membantunya turun.
Siaran dialihkan pada video cuplikan perjalanan Xia Ling sejak memulai debutnya. Video itu ditampilkan dalam urutan kronologis. Banyak lagu-lagu klasik digabungkan dengan momen klasik semasa hidupnya saat menjadi pusat perhatian. Siaran tersebut menampilkan betapa hebat dan berkelas masa kejayaan Xia Ling di puncak industri hiburan.
Xia Ling tidak pernah mengagumi semua yang telah ia kerjakan sebelumnya walau hanya sejenak. Dalam kehidupan masa lalunya, ia selalu sibuk. Sibuk menyanyikan lagu baru, sibuk syuting iklan baru, sibuk menerima penghargaan yang ini, sibuk menghadiri yang itu. Ia juga harus mengurus Xia Yu dan menangani permasalahan yang dia miliki dengan Pei Ziheng.
Sampai hari ini, ketika semuanya menjadi masa lalu, Xia Ling berdiri di tengah-tengah kerumunan. Ia menatap ke arah diva yang dulu. Sang diva di layar itu memiliki paras yang sangat cantik dan mata yang indah serta penuh semangat. Ekspresinya menggoda tetapi angkuh pada saat yang sama, dan setiap gerakannya begitu mempesona.
Seorang staf yang bekerja di industri hiburan pernah mengatakan dalam sebuah wawancara; sulit untuk mengatakan apakah mengedit klip video Xia Ling itu mudah atau sulit. Bagian yang mudah adalah bahwa rekaman apapun yang didapat selalu cukup baik untuk hasil akhir, dan bagian yang sulit adalah bahwa ada begitu banyak momen hebat.
Banyak yang cemburu pada Xia Ling, dan banyak yang mengatakan hal-hal yang menyakitkan tentangnya. Xia Ling bersikap seenaknya sendiri dan tidak mempedulikan apapun. Sikapnya inilah yang sering membuat orang lain kesal. Tetapi, tidak ada yang menyangkal bahwa ia memang berbakat.
Ia ingat tahun itu, ketika Pei Ziheng membawanya pulang dan menyentuh wajahnya dengan telapak tangannya. Pria tersebut berkata, "Wajah yang sempurna ini seharusnya tidak memiliki satu ons pun kekhawatiran atau kesedihan."
Pei Ziheng memberikan yang terbaik dan memenuhi semua permintaannya. Ia menghabiskan banyak uang dengan mempekerjakan guru-guru terbaik untuk mengajar etiket, musik, seni pertunjukan, dan tarian. Ia bahkan mengirim Xia Yu ke rumah sakit terbaik di dunia untuk menjalani perawatan. Terlebih lagi, ia telah menyewa asisten pribadi dan ahli gizi untuk mengurusi kebutuhan sehari-hari Xia Yu... Kantor Pei Ziheng tidak dapat dimasuki oleh siapapun tanpa janji, hanya Xia Ling yang bisa masuk sesuka hati ...
Semua orang telah melihat betapa Pei Ziheng sangat menyayanginya.
Banyak orang mulai menjilat Xia Ling dan memastikan bahwa gadis itu mendapatkan semua yang diinginkannya. Ketika ia menjadi pribadi yang perfeksionis, perangai dan sifat keras kepalanya semakin memburuk. Namun, Pei Ziheng masih tersenyum dan memanjakannya. Akhirnya, sehari setelah Xia Ling berusia 17 tahun, ia memanggil Feng Kun dan Chu Chen lalu berkata, "Kalian adalah produser dan manajer terbaik di industri ini. Aku menyerahkan wanita kesayanganku pada kalian."
Tahun berikutnya, ketika bunga-bunga bermekaran, Xia Ling melakukan debut dan membumbung tinggi menjadi seorang bintang.
Para kritikus di media mengatakan bahwa Xia Ling memiliki kombinasi sempurna antara kecentilan dan kenaifan, kesombongan dan kepolosan.
Pei Ziheng saat itu memeluknya sambil menonton berita, menundukkan kepala ke arahnya saat laki-laki itu mencium Xia Ling. Dia berkata, "Sudah kubilang aku akan menjadikanmu artis paling populer di dunia."
Saat itu, Xia Ling hanya dipenuhi rasa terima kasih dan kekaguman pada Pei Ziheng. Sekarang setelah ia berpikir kembali, semua itu bisa saja hanya sebuah permainan bagi kekasihnya sejak awal. Ia telah menghabiskan banyak waktu dan uang, hanya untuk membuat Xia Ling menjadi seperti yang dia inginkan - artis yang sempurna dan kekasih yang ideal.
Sebagai akibatnya, ketika Xia Ling mencoba melarikan diri dari cengkeramannya dan dari jalan yang telah laki-laki itu sediakan untuknya, Pei Ziheng seperti kehilangan akal sehatnya.
Pei Ziheng ...
Apakah ia benar-benar mencintainya?
Melodi lagu mengalun melewati telinganya. Ia tak bisa lagi mengenali lagu itu dan kapan ia menyanyikannya. Gadis itu berdiri di tengah kerumunan sembari tenggelam dalam kenangan masa lalu. Sampai tiba-tiba, kamera beralih pada sebuah sosok di layar lebar, sebuah wajah yang tidak akan Xia Ling lupakan seumur hidupnya.
Pei Ziheng.
Hidungnya tinggi dan bibirnya tipis. Wajahnya rupawan namun karismatik. Ia layak disandingkan dengan Dewa.
Pria itu mengenakan setelan jas sederhana tetapi formal, seperti yang selalu ia kenakan ketika menghadiri acara penting. Dasi abu-abunya diikat sempurna, dan kancing-kancing rumit di kemeja serta mansetnya dirancang dengan sempurna. Setelan jas yang mahal dan dijahit dengan tangan membuat perawakannya terlihat lebih tinggi dan sempurna. Bahkan melalui lensa kamera, kehadirannya seolah tidak dapat dibandingkan dengan yang lain.
Atmosfer di alun-alun seolah-olah terhenti sesaat.
Xia Ling menatapnya tertegun. Di saat berikutnya, rasa takut yang berakar dalam dari tulangnya membanjiri tubuhnya dan ia merasa lututnya menjadi lemas. Ia mundur selangkah dan tanpa sengaja menginjak kaki seseorang. Orang itu menyumpahinya dengan keras, tetapi ia tidak peduli.
Lu Tao mengulurkan tangan untuk memegangnya. Ia bertanya, "Ye Xingling, kau baik-baik saja? Kau ..."
Xia Ling cepat-cepat memejamkan matanya, menggunakan semua tekadnya untuk tidak memikirkan wajah yang sangat ia takuti. Bahkan setelah mengalami kematian, reinkarnasi, dan berada di dalam tubuh orang lain, luka dari jiwanya yang terdalam tak hilang begitu saja.
Xia Ling berpikir bahwa melihat Pei Ziheng lagi akan membuatnya merasa sakit dan sedih. Namun, ternyata yang ia rasakan adalah ketakutan yang teramat sangati.
Tangan Lu Tao mencengkram lengan Xia Ling dengan erat. Kehangatan dan kekuatan yang dipancarkan lewat telapak tangannya membantu Xia Ling perlahan menjadi tenang. Gadis itu berulang kali berkata pada dirinya sendiri. Xia Ling, kau sudah dilahirkan kembali. Kau sekarang adalah Ye Xingling, kau tidak akan dikurung di sebuah bungalow karena harus menuruti segala perintah dan panggilan orang itu lagi. Kau sekarang berada ribuan mil jauhnya dari laki-laki itu. Kau sekarang orang yang sama sekali berbeda. Kau aman, jauh lebih aman dari sebelumnya.
Suara-suara di sekelilingnya kembali terdengar di telinganya.
Kemudian, ia mendengar pidato Pei Ziheng. Suaranya lebih rendah dan lebih serak dari biasanya. Kata-katanya yang formal dan diplomatis diucapkan dengan nada monoton. "Imperial Entertainment bukan hanya kehilangan seorang Xia Ling, melainkan seluruh generasi."
Kamera-kamera di sekelilingnya mengambil gambarnya tanpa henti. Ada orang-orang yang berteriak, menangis tersedu-sedu, dan bahkan jatuh pingsan. Keributan terjadi beberapa saat akibat satu kalimat dari Pei Ziheng. Lalu, fokus kamera dengan cepat beralih lagi. Siaran langsung dari seluruh dunia menunjukkan setiap kekacauan yang diakibatkan oleh satu kalimatnya. Satu kalimat itu telah menimbulkan ledakan emosi di mana-mana.
Pei Ziheng berdiri di tengah badai, tenang dan diam.