Kelopak mata cantik itu bergerak perlahan, seperkian detik dahinya pun mulai berkerut, manik mata hazel nya perlahan terbuka gadis itu menatap sekelilingnya, melihat bahwa pandangan nya tetap sama seperti kemarin.
Gadis itu berpikir dia sudah meninggal, Orlee terbayang kejadian terakhir dimana dia ingin di perkosa oleh orang yang tidak dikenal sama sekali sungguh ini membuat dia ketakutan,
"Aku harus pergi dari tempat terkutuk ini, aku khawatir dengan ibu. Apakah dia baik-baik saja? Aku harap Ibu baik-baik saja," gumam Orlee.
Orlee bangkit dari tempat tidur, mencabut jarum infus yang masih memberi cairan tenaga pada tubuh nya. Darah pun mengalir dari tangan nya, tanpa perduli Orlee mencoba mengedor pintu dengan suara keras, karena pintu itu ternyata terkunci.
"Bajingan keluarkan Aku!!!" umpat Orlee, tanpa rasa takut, dirinya sudah terikat emosi.
***
Seorang maid berlari menaiki tangga menuju kamar utama mansion. Kamar yang dihuni oleh Tuan nya Kendrick Christofer pria kaya, yang kejam, dingin tak tersentuh.
Setelah pintu terbuka terlihat lah Orlee dengan muka pucat pasi, yah kamar itu memang didiami Orlee.
"Nona tenanglah, anda belum pulih istirahat lah."
"Tidak Aku ingin pulang, ibu ku sedang sakit, kumohon biar kan aku pergi."
Seorang Pria baru saja masuk, karena mendengar seseorang berteriak. Kendrick menaiki tangga dengan cepat, tepat sorot mata tajamnya menusuk mata Orlee.
"Tuan biar kan Aku pulang, kumohon ibu sedang sakit," mohon Orlee.
"Tidak! Sekali lagi ku kata kan tidak! Sekali kau melangkah melewati pintu ini, sesuatu akan terjadi pada Ibu mu, patuhi apa yang ku katakan semua akan baik-baik saja jika Kau menuruti nya."
"Hikkssss.....hikkssss, ih dasar jahat!!!" isak tangis orlee dengan teriakan manjanya pecah seketika.
"Jangan harap aku akan mendengar tangisan mu!"
"Dasar hati batu, muka setan!"
"Apa kau bilang?" tanya Kendrick.
"Apa?" tantang Orlee balik.
***