"Rei" Tegur Farel.
"Reina,"
Farel berhenti dan menoleh ke arah Reina. Wajah Farel dan Reina kini sangat dekat. Bahkan tidak ada jarak. Ternyata Reina sedang tidur digendongan Farel.
"Lo cantik Rei," Ucap Farel tersenyum sambil memperhatikan setiap lekuk wajah Reina.
"Tapi sayangnya nyebelin" Sambung Farel sambil memanyunkan bibirnya lucu, kemudian berjalan kembali.
Sesampainya dirumahnya Juliana-Mami Farel.
"Woy!, bangun udah sampe" Farel membangunkan Reina dari tidurnya. Tetapi wajah Farel mengarah ke arah lain.
"Errnggghhh" Reina menggerang.
"Kita dimana Rel?" Tanya Reina bingung sambil mengucek matanya.
"Di korea" Jawab Farel asal.
"Hah?! demi apa lo? mana sehun?" Teriak Reina Histeris.
"Sehun sehun. Bihun adanya!" Farel menatap Reina kesal.
"Najisin lo," Reina menatap Farel tak kalah kesalnya.
"Turun kek lu! udah sampe rumah Mam-"
"Yaampun anak Mami mesra banget deh" Ucap Juliana yang baru saja membuka pintu.
Reina langsung turun dari gendongan Farel. "Apa sih tan, gak ada mesra mesranya. Ogah lagian juga"
"Idih" Ucap Farel lalu masuk ke rumahnya mendahului Reina dan Mamihnya.
Juliana merangkul dan mengajak Reina masuk ke dalam rumah."Yaudah masuk dulu nak,"
"Om mana tan?" Tanya Reina.
"Om belum pulang nak," Jawab Juliana yang sedang merapikan meja makannya.
"Gimana Farel, Rei?" Tanya Juliana yang sudah duduk disebelah kanan Reina.
"Gak gimana-gimana kok tan" Jawab Reina asal.
"Maksudnya apa? daritadi kalian berdua terus kan?" Tanya Juliana lagi.
"Terpaksa itu,"
"Nanti kalo udah nikah kan gak ada kata terpaksa, harus ikhlas" Kata Juliana mencoba menasihati Reina.
Buset!, gue masih muda. Nikah entar aja, ngomul. Batin Reina sambil menatap Juliana sengit.
Farel turun dari kamarnya dengan kaos putih oblong, celana yang panjang selutut, dan rambut yang berantakan, Farel baru saja membersihkan dirinya.
Reina menatap Farel tak percaya. Kenapa Bad Boy di sekolahnya bisa se-perfect ini?
"Kenapa? emang gue ganteng" Ujar Farel lalu duduk di kursi makan tepat di seberang Reina.
"Najis" Reina membuang muka ke arah lain.
"Jangan begitu ke calon istri kamu Rel" Tegur Juliana pada Farel.
"Apaan sih Mih? Farel gak mau nikah muda" Ucap Farel dengan wajah kecewa.
"Siapa juga yang mau nikah muda? sama lo lagi."
"Berisik lo" Farel menatap tajam ke arah Reina.
"Mamih gak akan paksa kalian buat cepat menikah. Yang terpenting itu kalian harus saling yakinin kalo kalian itu memang cocok untuk bersama" Juliana menengahi perdebatan antara Reina dan Farel.
"Ogah gue sama lo" Ucap Reina tajam.
"Gue juga ogah!" Jawab Farel tak kalah tajam.
"Sudahhh. kita makan dulu ya nak" Juliana kembali menengahi perdebatan antara Reina dan Farel.
Jangan sampe gue nikah sama orang nyebelin kayak lo, Gumam Reina.
**
"Reina, nak" Panggil Tika- Mamah Reina.
"Kenapa mah?" Teriak Reina dari dalam kamarnya.
"Ada Farel"
"Ck. Ngapain lagi si tuh orang?" Reina dengan cepat merapikan bajunya dan memakai sedikit liptint dibibirnya lalu bersiap pergi.
Reina menuruni satu-persatu anak tangga dengan hati-hati. Masih terasa nyeri pada lutut Reina. Sehingga mengharuskan Reina berjalan dengan pelan.
"Ngapain lo disini?" Tanya Reina sengit.
"Disuruh Mamih jemput lo" Jawab Farel lalu bangkit dari duduknya.
"Gue bisa berangkat sendiri" Ujar Reina sombong.
"Gue sebenernya gak mau maksa dan pasti gue milih pergi. Tapi Mamih nyuruh gue buat maksa lo perginya bareng gue" Jelas Farel ketika melihat lutut Reina yang mulai membiru.
"Kenapa gak lo pergi aja sendiri. Terus bilang sama Mamih kalo lo udah sama gue" Balas Reina.
"Senakalnya gue, gue gak akan pernah bohong sama Mamih gue" Ucap Farel.
Anak Mamih, Batin Reina.
"Kalo gue Anak Mamih kenapa? gue kan lahir dari lobang emak gue" Ucap Farel tajam.
"Woy, cenayang lo ye?"
"Ck. Buang waktu gue lo" Ucap Farel lalu menarik pelan lengan Reina.
"Pelan-pelan kali woy!" Reina meringis kesakitan. Kali ini Reina menerima tawaran Farel dengan pasrah.
"Berisik lo, Tante Tika aku sama Reina berangkat ya?" teriak Farel pada Tika yang bermaksud untuk pamit. "Iya, Nak. Hati-hati" balas Tika.
Sesampainya di parkiran sekolah Reina turun dari motor Farel dengan hati-hati. Sampai sekarang pun kakinya masih terasa nyeri.
"Mau dibantu gak? Oh gausah yaudah" Ucap Farel yang sedang merapikan jambulnya yang sedikit berantakan.
"Farel gila" Reina menatap Farel dengan maksud seperti kenapa ada orang kayak gini?
"Cepetan gue tuntun" Ujar Farel sambil memegangi lengan reina untuk membantunya jalan. Tapi kebisingan terjadi saat mereka sampai di kelas.
"Tumben lo dateng pagi Bos? dan Cieeee" Teriak Rio ketika melihat Farel dan Reina sampai dikelas.
"Berisik lo woy!" Tegur Farel.
Farel menuntun Reina untuk duduk dibangkunya. Dan Farel juga duduk dibangku miliknya.
"Waduuhh waduhh ada apa gerangan ini? Reina sama Farel bisa akur?" Rio duduk diatas meja di bangku depan sambil menatap goda Farel.
"Jangan berisik lo tong!" Ucap Farel malas.
"Bu Beta OTW woy!" Teriak Pras ketua kelas.
Semua murid di kelas XII-3 mulai berlari menuju tempat duduknya masing-masing. Karena mereka tau bahwa Bu Beta adalah guru paling menyebalkan di SMA Cendrawasih.
"Pagi anak-anak. Buka halaman 274" Bu Beta masuk ke kelas dan langsung memberikan tugas. Farel menatap Bu Beta sengit.
"Baru juga masuk udah bikin gue kesel aja" Gumam Farel tapi masih dapat didengar oleh Reina.
"Bisa diem gak? Hargain guru lo" Tegur Reina ke Farel. Yang ditegur hanya melirik kesal.
**
Jam istirahat telah berbunyi. Saat ini Farel, Rio dan Fakri tengah berada di kantin. Lebih tepatnya meja pojok favorit mereka.
"Ah anjing!" Teriak Fakri tiba-tiba.
"Heh?! ngapa lo?" Rio menoyor kepala Fakri yang aneh itu.
"Lo liat dah, emak bapak gue pamer kemesraan di facebook" Fakri histeris melihat ponselnya itu.
"Gak penting njing" Ucap Farel sambil mengaduk jus jambunya.
"Ini penting Rel. Sangat penting" Fakri memasang wajah dramatis.
"Pentingnya?" Tanya Rio menaikan sebelah alisnya.
"Mereka kemarin emang bilang kalo bakalan pergi ke Singapore buat bulan madu. Mau sok nostalgia. Enak banget mesra di umbar ke gue anaknya. Mereka gak ngehargain gue yang jomblo" Fakri menunduk. Lagi dan lagi memasang wajah dramatis seperti di FTV.
"Emang dasarnya lo ditakdirkan untuk jomblo" Ejek Rio.
"Sialan lo" Fakri kesal.
"Eh gue denger Chandra putus dari Alexa?" Tanya Rio kepada dua temannya.
"Lah gatau. Chandra mah ngejar nafsu doang" Balas Fakri yang merasa ini tidak penting untuk dibahas.
"Ya lo tebak aja, Abis ini juga dia punya inceran baru" Rio menebak-nebak.
"Siapa menurut lo?" Tanya Farel.
"Jessica?"
"Nehsya?"
"Atau mungkin Reina?" Jawab Fakri.
"Iya mungkin diantara itu. Mereka cantik semua, gue juga mau salah satu diantara mereka" Balas Rio tertawa yang memiliki arti.
"Jangan Reina lah, bisa rusak sama Chandra" Ucap Farel tiba-tiba.
"Lah lo ngapa? asal Jessica sama Nehsya lo gak peduli. Padahal mereka berdua ngejar lo juga. Tapi Reina? yang bodo amat sama lo, malah-Oohhhh" Fakri tersenyum mengejek ke arah Farel.
"Apa?" Farel menatap Fakri jijik.
"Lo suka sama Reina?" Teriak Fakri yang membuat penghuni kantin beralih menatap mereka.
"Gak" Balas Farel singkat, dan jelas.
"Yaudah buat gue"
"Urus temen lo nih Rio, butuh belaian kali dia" Farel mulai kesal dengan Fakri.
"Emang butuh, Hahaha!"
"Sialan" Rio terkekeh melihat keadaan Fakri yang memprihatinkan.
Tiba-tiba saja ada suara riuh di depan Ruang Koperasi. Seperti suara perempuan yang sedang menolak sesuatu, dan juga Chandra yang terlihat memohon-mohon.
"Reina?"