Chapter 15 - Jackpot

Avian berhasil keluar dari gerbang kota dengan ide cerdiknya, dia segera turun dari kereta ketika jaraknya sudah sedikit jauh dari penjaga gerbang.

' Terima Kasih paman, kamu sudah memberikan tumpangan untukku ' Avian berterima kasih dengan tulus kepada paman kusir dalam hatinya, meskipun paman kusir tersebut tidak mengetahui bahwa Avian berada dalam keretanya.

' baiklah, waktunya berburu. Aku harus bisa melunasi hutangku pada sistem, kesempatan seperti ini sedikit sulit untuk didapatkan. ' pikir Avian dalam hati. Kemudian dia segera menuju ke pedalaman hutan.

Bang... Bang.... Bang....

Suara pertarungan terdengar tepat ketika Avian memasuki pedalaman hutan, dengan rasa penasaran, Avian segera menuju tempat dimana suara pertarungan itu berasal.

5 Goblin membawa tombak terlihat sedang bertarung melawan  Ogre. Goblin tersebut bukanlah Goblin biasa seperti yang pernah Avian lawan sebelumnya. Goblin itu menunggangi serigala bertanduk.

Menurut pengalaman para petualang yang sering Avian dengar di pub, Goblin yang menunggangi serigala bertanduk biasa disebut Goblin Rider, mereka jauh lebih kuat dari Goblin biasa dan kekuatannya sudah setara dengan petualang peringkat C. Goblin Rider Jarang sekali terlihat, namun ketika mereka terlihat, berarti desa yang mereka tempati sudah kehabisan pasokan makanan dan mengharuskan mereka melakukan perjalanan jauh untuk berburu.

Ogre sendiri merupakan monster yang setara dengan petualang puncak peringkat C, sama seperti Goblin Rider, jadi pertarungan itu sudah dapat terlihat siapa yang akan kalah dan menang.

Seperti yang sudah Avian duga, tidak butuh waktu lama, Goblin Rider itu memenangkan pertarungan.

Tubuh Orge itu sekarat sebelum akhirnya menghilang ke udara tipis dan hanya menyisakan inti kristal berwarna merah.

Kemudian Para Goblin Rider mengambil inti kristal milik Ogre tersebut dan memasukannya kedalam kantong yang mereka bawa, kemudian mereka pergi ke arah pedalaman hutan lagi.

Avian terus memperhatikan para Goblin Rider tersebut dari awal pertarungan hingga mereka mengalahkan Ogre.

" Jika seperti rumor yang beredar, maka mereka akan kembali ke kawanan mereka untuk membagikan hasil buruan masing-masing. Aku harus mengikuti mereka.!! " Avian menetapkan tujuannya dan mulai mengikuti para Goblin Rider ke pedalaman hutan.

Dalam perjalanan, para Goblin Rider terus bertarung dengan berbagai binatang buas ataupun monster yang mereka temui, kebanyakan dari mereka adalah binatang buas peringkat rendah seperti Babi Hutan, Kera Merah dan banyak binatang buas lain yang masih berada dalam peringkat C kebawah.

Avian terus mengikuti mereka dengan ketat secara diam-diam, sambil bergumam rendah.

" Jackpot... Jackpot.... "

...

Teressa baru saja selesai mengurus beberapa hal, itu sudah malam hari ketika dia tiba di Old Rabbit Inn. Sebagai petualang tingkat tinggi dan juga mantan anggota guild pusat, Teressa memiliki banyak hal yang membuatnya sibuk. Meskipun dia sudah pensiun dari guild pusat, terkadang masih ada beberapa pertemuan yang harus dia datangi, terlebih lagi situasi saat ini sedikit buruk dengan adanya gelombang binatang buas di kota Wales.

Kembali ke Old Rabbit Inn, Teressa melihat Tina yang sedang bersih-bersih disana, tempat itu sepi saat ini.

" Apakah Avian sudah pulang? " Tanya Teressa kepada Tina.

" Belum, aku rasa dia terlalu bersemangat untuk jalan-jalan di pasar. " Jawab Tina.

" Dia tidak membawa uang, jadi untuk apa terlalu lama di pasar? " Teressa berkata dengan aneh.

" Dia masih anak-anak, dan wajar jika dia suka bermain. "

" Aku harap begitu, tapi kamu tau bagaimana Avian, aku takut dia bertemu dengan para pengganggu dan mereka lebih kuat darinya. " Sebagai orang yang diberi tanggung jawab oleh Raymond untuk menjaga Avian, Teressa merasa khawatir karena Avian belum pulang sampai malam hari.

" Selamat Malam nona Teressa.. " beberapa pelanggan masuk kedalam Old Rabbit Inn. Mereka adalah kelompok Tris.

" Ah... Kalian... Selamat malam.. " Teressa menjawab mereka dengan senyuman.

" Oh iya... Apakah kalian melihat Avian? "

" Kami tidak melihatnya. Justru kami datang kesini untuk mengantar Tris melihat Avian. " Jawab Locko.

" Hm... Dia pergi tadi pagi, dia bilang dia sedang bosan dan ingin jalan-jalan di pasar, tapi sampai sekarang masih belum pulang. " Teressa berkata dengan cemas.

" Dari pagi? Sial !!! Ini bahaya, aku takut kalau dia mencoba pergi ke tempat itu!! " Rery yang awalnya diam tiba-tiba bicara dan membuat semua yang berada disana khawatir dengan apa yang dia katakan.

" Tempat apa yang kamu maksud? " Tanya Teressa buru-buru.

" Ah... Maaf nona Teressa... Yah anda tau.. Avian.. dia.. emm ... " Rery mundur kebelakang, wajahnya sedikit memerah ketika ditanya oleh Teressa, dan cara bicaranya pun patah-patah.

" Apa kamu tahu sesuatu Rery? Cepat katakan, jangan buat kita menunggu! " Tanya Tris yang juga penasaran dan khawatir dengan keadaan Avian.

" Yah.. kamu tahu, Avian sudah mulai dewasa sekarang dan aku yakin rasa penasaran miliknya sangat besar tentang sesuatu yang baru baginya... " Rery menarik napas dalam-dalam dan menjawab pertanyaan Tris.

" Jangan berbelit-belit.!! " Bentak Tris. Dia sudah tidak sabar dengan Rery.

" Aku harap Avian tidak pergi ke Brothel District yang ada di pinggiran kota. "

" Pergi ke neraka!!! " Tris langsung menendang Rery tepat setelah Rery menyelesaikan kata-katanya. Wajahnya terlihat merah padam, bukan hanya Tris, bahkan Teressa dan Tina pun memiliki wajah merah padam dan mereka berusaha menyembunyikannya.

Merasa situasi berubah menjadi canggung, Locko segera mengambil tindakan.

" Maafkan kebodohan teman saya nona Teressa. " Locko membungkuk dan meminta maaf kepada Teressa dengan sungguh-sungguh.

" Tidak apa... " Jawab Teressa dengan suara rendah, wajahnya masih terlihat jejak kemerahan.

Menyadari hal ini, Locko tidak ingin membuang kesempatan, dia langsung mengusulkan untuk mencari Avian segera.

" Kalau begitu, kami akan mencoba mencari Avian terlebih dahulu, permisi nona Teressa. " Locko segera menarik Rery pergi dari pub Old Rabbit Inn untuk mengurangi suasana canggung yang sudah dia buat.

Setelah Locko dan Rery pergi, Teressa segera melihat Tris dan berkata.

" Baiklah, kita juga akan membantu mencari Avian, apakah kamu mau ikut denganku? " Tanya Teressa kepada Tris.

Tris hanya menganggukan kepala menanggapi Teressa, dia masih memikirkan kemungkinan Avian pergi ke Brothel District.

Malam itu, hampir semua orang yang mengenal Avian dibuat sibuk mencarinya ke seluruh kota.

....

Avian tidak menyadari bahwa tindakannya menyebabkan kekacauan di kota Gaffian, saat ini dia masih terus mengikuti para Goblin Rider berburu pasokan makanan mereka.

Dari kejauhan, Avian melihat bahwa ada satu regu Goblin Rider yang mendekat, sama seperti Goblin Rider yang dia ikuti, mereka juga beranggotakan 5 Goblin Rider.

' hmmm.. aku rasa dua regu cukup untuk hari ini ' pikir Avian, bukannya dia takut melawan banyak Goblin Rider sekaligus, melainkan waktu sudah larut malam, dia takut tindakannya akan membuat orang lain khawatir tentangnya.

Mengambil busur dan panah yang pernah dia beli sebelumnya, Avian segera mengarahkan tembakan kepada salah satu Goblin Rider.

Aliran mana mengalir dari tangannya menuju ke anak panah, semakin lama dia menahannya dan terus mengalirkan energi mana, semakin bersinar anak panah itu.

Swoshh.....

Avian menembakan anak panah itu ketika mana dalam anak panah telah terisi penuh. Panah itu melesat sangat cepat, dan menerangi seluruh area yang di lewatinya.

" Satu... " Avian bergumam rendah.

Tepat ketika anak panah di lepaskan, Avian segera menggunakan skill Acceleration dan berpindah tempat dari tempat semula, lalu dia segera menyalurkan mana kembali pada anak panah lainnya, sehingga durasi pelepasan anak panah tidak terlalu lama. Hal ini dia pelajari pada saat dia masih bermain game Ragnarok Saga, dengan taktik seperti ini, musuh tidak akan tau kapan dan darimana anak panah itu akan muncul, karena Avian selalu merubah tempat dia melepaskan anak panah.

Swosh.....

" Dua.... "

Swosh....

" Enam.... " Avian tersenyum ketika melihat para Goblin Rider dengan panik mencari darimana anak panah itu berasal. Sebenarnya, situasi Avian saat ini sangat menguntungkannya, dengan adanya skill Hiding, dia mampu bersembunyi dari jangkauan musuh dengan mudah, ditambah waktu saat ini malam hari, sungguh situasi yang sempurna untuk berburu.

Swoshh.....

" Sembilan.... " Senyum Avian semakin lebar, tinggal satu Goblin Rider Lagi.

Swoshhh....

" Sepuluh.... " Avian segera bangkit dan memasukan busur serta anak panahnya ke dalam tempat penyimpanan sistem, dan segera mengeluarkan pedang Sky Splitting. Saat ini sisa Goblin Rider telah menghilang ke udara tipis, hanya menyisakan para serigala bertanduk yang panik.

Slash... Slash ... Slash...

Avian segera menyerang para serigala bertanduk tersebut menggunakan pedangnya.

" Haha... mudah sekali." Avian tertawa ringan, dia bangga dengan taktik berburunya yang cemerlang.

Avian mengumpulkan inti kristal milik Goblin Rider dan serigala bertanduk, dia juga tidak lupa mengambil dua kantong yang digunakan oleh para Goblin Rider untuk mengumpulkan inti kristal.

" Nah... Saatnya membuka peti harta karun.. " Avian dengan semangat membuka kantong yang dia dapat dari hasil buruannya.

Melihat isi di dalam kedua kantong tersebut, Avian terkejut dan kemudian tertawa terbahak-bahak.

" Hahaha... Jackpot, benar-benar jackpot!! Ini yang namanya modal minimal dengan hasil maksimal!! "

Apa yang Avian temukan dalam kantong tersebut adalah inti kristal, dan jumlahnya sangat banyak. Inti kristal tersebut bervariasi, antara hitam dan merah.

" Jadi, total semua inti kristal yang aku dapatkan adalah 87 inti kristal hitam, dan 34 inti kristal merah. Wow sungguh Jackpot!! "

' Ai, apa kamu disana? ' teriak Avian dalam benaknya.

* Saya disini tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu? * Jawab Ai dengan nada yang menggemaskan, entah mengapa suara Ai kali ini terdengar imut, tidak dingin seperti biasanya.

Avian tersenyum ringan dan segera bertanya kepada Ai.

' berapa harga untuk inti kristal merah? '

* Inti kristal merah di harga dengan 30 koin tuan. *

" Hm... Berarti dengan ini jika aku jual semua inti kristal yang aku miliki, aku akan mendapatkan 1890 koin? Wow... Hahaha... " Avian sangat bersemangat menghitung penghasilan dari hasil buruannya. Sensasi seperti ini sudah lama tidak dia rasakan, jadi wajar saja jika Avian terlalu bersemangat.

* Saya sarankan untuk tidak menjual semuanya tuan, dengan adanya inti kristal, anda bisa dengan cepat meningkatkan level anda dan bertambah kuat, jika anda sudah kuat, koin sebanyak itu tidaklah berharga lagi. * Ai memberikan nasihat kepada Avian, sepertinya dia menyadari pola pikir Avian.

Memang, semua hal yang dijual oleh sistem adalah barang mewah dan luar biasa, jadi tentu saja Avian ingin mendapatkan banyak koin untuk membeli semua hal itu.

' hm... Benar juga. Terima kasih Ai. ' Avian sadar bahwa apa yang dikatakan Ai adalah kebenaran,

' kalau begitu, aku akan menjual 50 inti kristal hitam dan 20 inti kristal merah. '

* Baik, transaksi akan segera diproses. Mohon tunggu sebentar tuan. *

* Selamat!! Anda mendapatkan 1100 koin. *

* Koin anda dikurangi sebanyak 760 koin untuk membayar pinjaman sistem, apakah anda setuju? *

' setuju '

* Terima kasih. Anda telah melunasi pinjaman kepada sistem, koin anda saat ini tersisa 340 koin. *

" Akhirnya, dengan ini aku telah melunasi hutangku kepada sistem. "

' Ai, tolong belikan aku ramuan penyembuh tingkat rendah sebanyak 10 biji, dan ramuan penyembuh serbaguna tingkat rendah sebanyak 2 biji. ' perintah Avian dalam hati, dia berpikir bahwa lebih baik berinvestasi untuk keperluan jangka panjang dari pada menghabiskannya untuk hal yang dia sukai.

* Baik tuan. *

* Selamat!! Anda berhasil membeli ramuan penyembuh tingkat rendah sebanyak 10 biji dengan harga 100 koin, dan ramuan penyembuh serbaguna tingkat rendah sebanyak 2 biji dengan harga 200 koin, jumlah koin anda yang tersisa saat ini adalah 40 koin. *

' Bagus, terima kasih Ai '

* Dengan senang hati, Tuan. * Jawab Ai dengan suara manis.

" Baiklah, besok aku akan kembali menemui Lysla dan menyembuhkannya, aku harap kakaknya tidak menyulitkanku. "

" Sekarang lebih baik aku kembali ke pub, atau Teressa akan khawatir tentang keberadaanku. "

Avian sadar bahwa saat ini sudah larut malam, dan Teressa sudah pasti khawatir tentangnya, dia merasa bersalah atas tindakannya kali ini, tapi dia tidak menyesalinya, karena itu adalah pilihannya.

Avian segera kembali ke kota Gaffian, sampai di gerbang, dia terkejut karena banyak orang yang berada disana.

' ada apa dengan mereka semua? Bukankah ini sudah larut malam? ' pikir Avian dalam benaknya.

' kalau seperti ini, akan sulit bagiku menyelinap masuk ke dalam kota. Haruskah aku menunggu sebentar lagi? ' menyadari situasinya tidak menguntungkan baginya, Avian mulai berpikir keras, apakah harus memaksa menerobos masuk dengan resiko tertangkap para penjaga atau menunggu mereka pergi dengan sabar.