Chereads / 12 pilar iblis / Chapter 3 - kehancuran bagian 3

Chapter 3 - kehancuran bagian 3

baron berteriak mengucapkan namanya perlahan tubuh rama mulai perlahan hancur berubah menjadi partikel dia berteriak dengan keras.

"tetaplah bertahan hidup" setelah berteriak senyumnya terlihat jelas walau saat itu wajahnya masih terlihat seperti serigala.

semuanya berlindung kesamping area gerbang 1 menit kemudian cahaya itu memudar dan akhirnya hilang untuk memastikan bahwa sudah aman jawara mengarahkan goloknya ke lubang didinding itu tapi tak ada sedikit pun reaksi mereka berlima segera melihat kedalam kota kota besar yang indah dan damai didalam dinding itu lenyap tanpa ada sedikit pun tersisa yang terlihat hanyalah Padang pasir tandus tanpa adanya jejak kehidupan air mata tak bisa ditahan reno ketika dia ingat tak ada harapan bahwa ibunya selamat sedangkan yang lainnya menunduk mereka semua benar-benar tenggelam didalam kesedihan.

dengan segera ayah dan ibu aldo memeluk reno keduanya mencoba membuat reno lebih tabah didalam suasana duka terdengar sebuah suara bertepuk tangan yang terlihat gembira.

"bagus sekali drama yang benar-benar membuat hati tersentuh hahaha" sambil menggerakkan jarinya seolah-olah sedang mengelap air mata.

aldo yang tersulut amarah segera menaruh katana yang dia temukan ditangan kanannya dan langsung melontarkannya ke pria berjubah hitam itu.

katana itu meluncur sangat cepat tiba-tiba sebuah lubang hitam muncul didepan pria itu dan satu lagi muncul dibelakang aldo dengan cepat ayahnya segera menahan katana itu dia memegang tepat dihulu pedang itu.

jawara segera bersiap dengan posisi tempurnya begitu pula dengan istri dan sahabatnya sedangkan untuk reno dan aldo keduanya dilarang untuk ikut bertarung.

tiba-tiba pria itu hilang kedalam lubang hitam dia melambaikan tangan sambil berteriak "ini hadiah dari ku untuk kalian yang mampu bertahan" senyum sinis tergambar diwajahnya.

segera saja dari gerbang itu muncul 5 ekor kera iblis bertopeng darah dengan cepat pula hewan-hewan buas itu menerjang ke mereka dengan kecepatan tinggi jawara berlari menebaskan dua senjata yang ada ditangannya serangnya ditahan oleh dua kera dengan tentakel darah yang keluar dari punggung dua mahluk itu segera saja jawara mundur mengambil jarak.

sedangkan istrinya menghantamkan tinjunya keras-keras kearah seekor kera tinju itu tidak mengenai kera itu tapi terlihat tinju itu melontarkan angin dengan keras kearah kera itu debu pasir berterbangan membuat kera itu menyilangkan kedua tangannya segera saja dalam kecepatan sekian detik sebuah tinju mengarah ke kera itu kedua tangan kera itu menahan tinju bertenaga ratusan ton itu kera itu terlempar dengan kedua tangan yang patah.

seekor kera yang lain segera menyerang sang putri baja dari jarak agak jauh menggunakan tentakelnya sang putri besi tidak menghindar malahan dia mengadu tentakel darah berujung tombak itu dengan tinjunya baron yang mencoba membantu hanya bisa menembakkan peluru api karena untuk berdiri saja sudah sangat sulit dengan satu tangannya peluru-peluru itu dengan mudah dihindari oleh kera-kera itu seekor kera segera menuju ke baron dengan segera kera itu mencoba menerjangnya dengan tendangan tapi tendangan itu ditahan reno dengan perisai cahayanya aldo segera menyentuh perisai itu dan secara instan menggunakan hand thrower kera itu terlempar bersama perisai reno keduanya segera memasang kuda-kuda bertarungnya mencoba melindungi baron.

kelima mahluk itu segera berkumpul tiba-tiba muncul 4 tentakel kecil dari punggung kera yang ada di paling belakang ke empat tentakel itu menusuk 4 kera yang ada didepannya hanya dalam hitungan detik keempat kera lainnya lenyap seolah-olah diserap oleh satu kera yang tersisa asap merah keluar dari seluruh tubuh kera itu tiba-tiba darah dipunggung kera itu membalutnya sampai berbentuk seperti sebuah bola, bola itu mengeras dan akhirnya retak seperti telur yang akan menetas tak lama kemudian muncul sosok baru dengan bulu emas tanpa topeng tinggi 2 meter dan tubuh yang terlihat seperti seorang olahragawan hewan itu membuka matanya terlihat iris mata dengan warna merah darah.

"sekarang kalian akan ku habisi dasar manusia sialan" dari telapak tangan kera itu terlihat darah yang mengalir berbentuk seperti sebuah tombak dengan 3 ujungnya yang tajam.

"kera itu sekarang bisa bicara ?" reno merasa sangat heran.

segera saja baron menjawabnya "kera itu sudah bermutasi untuk keempat kalinya sekarang jadi pantas kalau dia mampu berbicara" bersiaga dengan merasa merinding karena baru kali ini dia melihat kemampuan monster yang disebut kanibal dimana saat mahluk sesama jenis melakukan kanibalisme kemungkinan untuk bermutasi lebih cepat memang sangatlah tinggi.

jawara yang melihat keadaan yang tidak menguntungkan segera bicara kepada istrinya sambil berbisik setitik air mata menetes di air mata istrinya sambil menggelengkan kepalanya.

jawara segera menepuk puncak kepala istrinya dan dengan santai dia tersenyum cahaya putih bersinar terang dari tubuh jawara segera saja dia maju kera itu pun maju dengan cepat terlihat puluhan percikkan api dari berbagai tempat dalam 1 detik tiba-tiba terlihat di beberapa tempat darah berceceran.

keduanya kembali terlihat baju jawara compang camping goloknya retak dan patah menjadi dua segera jawara melemparkan golok itu ke kera iblis itu golok itu tertancap di paha kera iblis dan sedetik kemudian kepala kera itu terbang terpisah dari tubuhnya.

jawara melepaskan katana yang dia genggam berjalan sangat perlahan mencoba mendekati anak dan istri tangis sang istri pun pecah saat jawara tiba-tiba memuntahkan darah aldo dengan cepat berlari memeluk ayahnya diiringi sang ibu perlahan jawara meminta maaf kepada keduanya senyum simpul berkembang di bibirnya perlahan tubuh itu terurai menjadi cahaya dan masuk kedalam tubuh aldo.

kesedihan keduanya benar-benar meledak baron beserta reno segera mendekat Indra perasa Baron mendeteksi bahaya segera saja dia mengajak kedua ibu dan anak itu pergi secapat yang mereka bisa Aldo mengambil sisa kain dari baju ayahnya dan lantas mengikatkan kain itu dikepalanya katana yang digunakan ayahnya melawan kera iblis segera dia sarungkan dipunggungnya.

semua orang memegang bahu reno dan dalam kilatan cahaya mereka berempat berteleportasi keatas dinding tak lama setelah itu serbuan hewan buas kembali memasuki Padang pasir dimana sebelumnya tempat itu merupakan kota.

malam terasa dingin mereka berempat sibuk dengan pikiran masing-masing, Jakarta sekarang sudah lenyap baron secara cepat berpikir kemana mereka harus menuju dia mencoba mengingat kota perlindungan mana yang paling aman untuk ditinggali.

sedangkan ningsih sang putri baja sangat menyesalkan kenapa suaminya Kusuma sang jawara malah mengaktifkan soul burner dan membuat dia harus mengakhiri hidupnya dia tak ingin membuat suasana semakin kelam jadi Ningsih hanya bisa menangis didalam hati dan dia juga harus terlihat kuat untuk aldo anaknya.

reno yang mempunyai kepribadian yang tegas berpikir bahwa dia haruslah kuat ibunya pasti tidak ingin dia menjadi lemah dan pemurung dia akan kuat dan iya akan bertahan dan ambisi tertinggi dia ingin menyelidiki tentang pria berjubah hitam pengguna teleportasi lubang hitam.

sementara aldo dia sangat menyesali walau sekarang soul systemnya sudah bangkit dia masihlah lemah dia tidak bisa membantu ayahnya andaikan saja andaikan saja dia jauh lebih kuat mungkin ayahnya masih ada didekat mereka sekarang didalam putus asanya aldo segera membuka layar statusnya.

nama : aldo kusuma

level : 3 (15,54%)

EV point : 1 MT point : 1

status

str : 12 int : 33

dex : 24 men : 14

vit : 17 sense : 18 luck : 10

soul system

1. appraisal 2. hand thrower

3. electric shock 4. speed of light

5. 6.

7. 8.

9. 10.

melihat soul systemnya aldo mendapatkan kejutan besar air matanya mengalir ketiga orang yang melihat hal ini merasa sangat khawatir tapi tiba-tiba aldo berbicara.

"ibu paman, ayah ayah masih bersama ku dia berada didalam diriku" air mata mengalir dengan senyum tipis diwajahnya.

"aldo, kau benar ayah selalu ada didalam diri kita diingatan dan juga hati kita" ibunya mengelus kepalanya dengan senyum kecut menahan air matanya.

"tidak ibu bukan itu maksud ku, yang aku maksud adalah soul system ayah sekarang ada pada ku speed of light soul system ayah bernama speed of light iyakan bu" sambil menggenggam erat tangan ibunya.

ibunya terkejut karena selama ini semua orang hanya tau tentang suaminya yang bisa berlari dengan kecepatan super tapi hanya dia dan 5 pahlawan yang tau akan soul system suaminya.

Aldo yang ingin menggunakan kemampuan ayahnya mendapatkan peringatan dari system bahwa untuk menggunakan kemampuan itu dia harus memiliki vitality paling rendah 25 point sedangkan dia hanya punya 17 point karena bila tidak memenuhi syarat mungkin saja tubuhnya akan hancur aldo sedikit kecewa tapi karena dia bisa menaikkan levelnya dia berpikir hanya tinggal menunggu waktu.

malam berlalu matahari bersinar cukup terang terdapat beberapa jenis hewan buas dibawah dinding segera saja reno dan aldo berteleportasi ke bawah disana terlihat beberapa rusa berbulu bundar tipe hewan buas yang kurang agresif mereka membutuhkan makanan jadi dengan segera keduanya mengatur strategi untuk menangkap hewan itu setelah strategi tersusun keduanya segera mengepung hewan-hewan itu dari dua arah yang berbeda.

reno menciptakan sepatu cahaya bersamaan dengan satu pedang dia mulai berlari membuat kerumunan rusa itu melipat tubuhnya dan mulai memantulkan tubuhnya berlari dari reno wijaya yang sudah menunggu di sebrang segera saja memegang pijakan dan melontarkan tubuhnya kearah salah satu rusa tubuhnya yang bertabrakan dengan bola bulu itu segera dia genggam bulu-bulu rusa itu dan dengan segera aldo mengaktifkan electric shock membuat hewan itu seketika pingsan. setelah menangkap satu buruan keduanya segera kembali keatas dinding aldo segera menyembelih rusa itu Aldo menerima exp sebanyak 1,55% dia sedikit melongo karena exp yang didapatnya sangatlah sedikit tapi tak punya waktu untuk berpikir segera saja dibantu sang ibu mereka berdua menguliti rusa itu dan dengan menggunakan tumbuhan dari hutan dan api dari bara sepotong rusa utuh siap disantap.

disaat sedang makan Baron segera membicarakan tentang rencananya semuanya mendengarkan dengan seksama sampai akhirnya reno bertanya kemana mereka akan menuju dan menetap dengan tatapannya yang serius baron mengucapkan nama kota itu

"kita akan pergi ke bandung"