Entah harus dimulai darimana. Skandal ini biasa tapi punya kisah yang amat penuh suka dan cita. Cintanya datang tiba-tiba, diawali tatapan pertama dan terlalu sering bersama. Akhirnya di pemilik hati yang sepi itu merasa damai ketika ditemani pemuja kasmaran.
Memang betul cinta tak memandang usia. Jaman gila ini, bukan rahasia bila terjadi asmara majikan dan pembantu, nenek dan cucu, yang tua suka brondong dan asmara tabu dalam keluarga. Ya begitukah kisah kasih Dewi (40) kepada Dewa (38) sang ajudan yang tidak lain ajudan suaminya seorang Bupati di Negeri pelosok. Kisah kasih bertaut usia 2 tahun.
He he he, memang betul cinta itu buta. Bila sudah tumbuh rasa suka, betul pepatah bilang kotoran kucing rasa cokelat. Itulah yang terjadi antara Dewi dan Dewa. Dewi punya rasa dan itupun diterima Dewa. Ketika itu bersama-sama keduanya dalam satu mobil. Entah siapa yang memulai, keduanya menyatu rasa suka dan rasa cinta ketika tangan Dewi tersentuh hati oleh Dewa.
Alunan lagu Endles Love dari speaker mobil membuat keduanya tersipu malu saat saling memandang cukup lama hingga nyaris bersentuhan hidung keduanya. Tiba-tiba hasrat berciuman berubah ketika ada telpon masuk di HP Dewi. Dewa dengan sungguh-sungguh bilang kepada Dewi bahwa dia tidak sengaja dan seraya ucapkan permintaan maaf.
Selang beberapa menit saling diam dalam mobil. Keduanya berubah fokus ke gerbang rumah dinas. Tidak terasa perjalanan asmara pertama itu terjadi begitu singkat. Keduanya melupakan apa yang sudah terjadi. Dewa parkirkan mobil dan Dewi pun langsung masuk dapur dan terus ke kamarnya.
Dewa tanpa pamit langsung pulang ke rumahnya. Sedangkan Dewi mengingatkan hasrat yang terhenti di mobil dinas dan ia sambil melihat plapon warna warni di kamarnya. Dewi adalah istri yang kesepian beberapa bulan terakhir tidak pernah dijama suaminya sang Bupati. Kebutuhan akan hasrat memulai asrama semakin tinggi ternadap Dewa. Tak sengaja Dewi lamunkan dirinya berada di pelukan Dewa dan hatinya merasa sejuk serta tentram.
"Oh Dewa, andai saja engkau tahu betapa ingin diriku memulai kisah cinta ini," ujar Dewi sambil melihat foto Dewa dalam androidnya.
Hari itu awal asmara tumbuh antara Dewa sang ajudan dan Dewi. Tidak hanya Dewi yang sering mengingatkan sosok Dewa dan badan kekarnya. Begitupun sebaliknya Dewa terus membayangkan Dewi sambil memeluk bantal guling. Terpisah jarak dari kamar masing masing kedua insan yang penuh dengan rasa cinta itu akhirnya tertidur dan menanti mimpi manis.
Keesokan harinya, terulang lagi keduanya saling bertatap di pintu kamar. Namun tidak lama, lantarab Dewa yang harus bekerja menyiapkan fasilitas untuk sang nyonya mulai bekerja. Sebulan terakhir Dewa tidak ikut mendampingi boss besar, lantaran waktu itu boss besar sedang dinas luar. Sehingga segala tanggungjawabnya disalurkan untuk nyonya. Keduanya nyonya dan ajudan ini semakin sering bersama, makan bersama dan semobil.
Moment berdua mereka kembali terulang usai menghadiri acara di desa. Kali ini dengan tanpa malu dan ragu, Dewi ungkapkan bahwa dia merasakan betah bila duduk berdua Dewa. Tak memandang status lagi, Dewi bilang dia merasakan kesepian tanpa Dewa disampingnya.
Ibarat ikan dikasih kucing, tanpa curiga canda. Dewapun membalas ungkapan Dewi dengan satu ciuman hangat. Sambil berbisik di telinganya pelan, "aku juga sayang. Bahkan aku punya rasa itu sejak tatapan mata nakalmu melihatku," ujar Dewa.
Betapa bahagianya hati Dewi ketika itu. Tak hanya bahagia cinta dan rasa sayangnya diterima. Tapi ciuman sayang Dewa membuat dia terpana.