Chereads / Cinta = Bahagia / Chapter 2 - 2. Hidupku dalam 2 Persimpangan

Chapter 2 - 2. Hidupku dalam 2 Persimpangan

Kanya Mendorong Tyo menjauh dari wajahnya, hanya kemarahan yang terlihat dari wajah kanya

"Gila kamu mas, ini tempat umum, kita di Jakarta mas!"Kanya terus meluapkan amarahnya kepada Tyo

"Gila..? kamu atau mas yang gila Anya?" Wajah Tyo terlihat sangat marah kepada Kanya

Kanya tidak bergeming karena melihat laki-laki yang selama ini lembut dihadapannya begitu marah, Kanya tidak bias mengatakan apapun mulutnya seperti terkunci, tidak lama seorang laki-laki paruh baya mengahampiri mereka berdua, dia adalah pengemudi yang mengantarkan mobil Kanya ke Apartemen Tyo, "Maaf Pak, Bu Ini Kuncinya Mobilnya Sudah diparkir di Sebrang," Dengan Sopannya Beliau Mohon diri dengan menganggukan badannya, Kanya Langsung menerima Kuncinya sedangkan Tyo masih Menatap Kanya sedari tadi.

****

Suara dering Ponsel Tyo Terdengar dari Keheningan Tempat Parkir Tersebut, Tyo Berjalan menjauhi Kanya untuk menjawab panggilan, sedangkan kanya memilih langkah seribu untuk melarikan diri dari hadapan Tyo Kanya tidak memikirkan sekalipun akibatnya yang penting bagi dirinya sekarang adalah keluar dari parkiran tersebut.

Kanya Berlari menuju mobilnya seperti sedang dikejar oleh seekor anjing, akhirnya Kanya masuk mobilnya dan segera menghidupkan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu, Tyo yang menyadari Kanya Tidak ada dikursi penumpang mobilnya terus memanggil nama Kanya sambil berlari kecil,

"Anya…Anya….Anyaaaaaaaaaaaaaaa" Tyo terlihat sangat kesal melihat mobil Kanya melaju didepannya,

Tyo berusaha menghubungi Kanya tapi sanyang Kanya sudah mematikan ponselnya.

"Ok..Anya Kalau kamu mau seperti ini Sayang, aku makin tidak akan melepaskanmu" Gumam Tyo dengan nafas Tersengal-sengal dengan kedua tangan dipinggangnya.

****

Dalam perjalanan Kanya Terus Berkeringat walaupun AC di Mobilnya sudah diangka 3, Kanya Coba Menenangkan diri dengan berhenti di Tempat Peristirahatan,

"hm…besok gimana ya…." Kanya terus memikirkan bagaimana Esok hari karena masih banyak jadwal yang mengharuskannya berkunjung ke Perusahaaan Tempat Tyo bekerja.

Jam di mobil Kanya sudah menunjukan pukul 23:23 Sejak Meninggalkan Tyo Mata Kanya terus bekaca-kaca sesekali Kanya mengusapnya, Tanpa Tyo Sadari Kanya juga sangat merasa bersalah terhap Tyo terlebih ketika kanya mengingat betapa Tyo sangat melindunginya ketika berada di Jepang, tetapi kanya tidak sampai hati untuk mengecewakan kedua orangtuanya, Kanya seperti sudah mengambil keputusan untuk menerima Lamaran dari seseorang yang tidak ia kenal.

Kanya Keluar Tol dekat dengan tempatnya bekerja, Kanya Tidak pulang dia memilih menginap di Hotel tidak jauh dari tempatnya bekerja, sesampainya di parkiran Kanya hanya menurunkan Tasnya, dia langsung berjalan menuju Loby dan memesan kamar, Penerima tamu hotel tersebut sepertinya sudah mengenal Kanya dan langsung memberikan Kanya Kartu kamar.

"Silahkan Mba.."Ucap Penerima tamu.

"Terimakasih….." Dengan Senyuman Kanya menjawabnya

Kanya berjalan Menuju Kamarnya Sambil menghidupkan Ponselnya untuk mengabarkan keberadaanya kepada keluarganya, Mata Kanya terus menatap Layar ponselnya Telihat lebih dari 50x panggilan dari Tyo dan tentunya Pesan yang dikirim Tyo, Kanya sudah Berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan memberikan harapan apapun kepada Tyo sekalipun hanya membalas pesannya, Kanya tiba di depan kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

****

Keadaan Tyo setelah kembali ke kamarnya tidak Jauh berbeda Tyo hanya Duduk di Sofanya sambil terus menggeser-geser foto kebersamaannya dengan Kanya sewaktu di Jepang, Sekali dua kali Tyo hanya bias menghela nafas, tanda Tanya besar masih menggantung di kepalanya "apa yang sebenarnya terjadi Sayang…." Tanya Tyo kepada Foto di ponselnya

Tyo terus menatap foto Kanya dengan Senyum Sumbringah di wajahnya.

Tidak terasa jam sudah menunjukan Pukul 04:00 Tyo langsung beranjak untuk Sembahyang dan bersiap-siap pergi bekerja dikarena kan perjalanan yang jauh harus menempuh waktu kurang lebih 3 Jam, Pukul 05:15 pagi Sopir yang akan mengantarkan Tyo Sudah siap di bawah, dan Tyo berangkat dengan harapan bertemu Kanya, karena Tyo sudah mengetahui bahwa hari ini Kanya memiliki Jadwal untuk pertemuan di perusahahan tempatnya bekerja.

****

Pagi hari setelah Mandi Kanya Langsung berangkat ke Kantornya dengan pakaian yang ia kenakan kemarin, dan dia meninggalkan seragamnya di Lokernya, Kanya Berangkat Menuju Kantornya yang tidak jauh dari hotel tersebut.

Setelah tiba di kantor Kanya langsung menuju Loker untuk mengganti pakaian yang ia kenakan dengan seragam cadagan yang selalu ia sediakan di dalam lokernya, kemudian kanya langsung menuju meja kerjanya, meja yang letaknya d di pojok tidak jauh dari ruangan Direkturnya, Kanya langsung mempersiapkan seluaruh materi dari hasil pertemuan kemarin, Jam menunjukan pukul 07:15 pagi satu persatu rekan kerja Kanya berdatangan dan mereka terlihat akrab dengan sesekali ada yang menghampiri Kanya karena terlihat sudah sangat sibuk, dengan setumpuk kertas, kanya terbiasa bekerja dengan salahsatu telinganya menggunakan earphone padahal earphone tersebut tidak ia sambungkan ke handphonenya rekan kerja bahkan atasan-atasannya pun sudah hampir semua memahaminya, Kanya terlihat terus melihat jam karena setelah memberikan laporan pada pertemuan pagi di kantornya pukul 10:00 pagi Kanya harus sudah tiba di perusahaan pelanggannya yang juga tempat Tyo bekerja, Kanya benar-benar Wanita yang sangat Profesional, dia bias menempatkan kapan harus memikirkan masalah pribadinya dan kapan masalah pekerjaannya, Tangannya begitu terampil mengetik satu persatu kata di Laptopnya, Jam 07:30 pagi Kanya Masuk terlebih dahulu ker Ruang Pertemuan dan menunggu Atasan-atasan dan rekan kerja lainnya, Kanya sepertinya berhasil dengan kinerjanya pukul 09:30 Pertemuan tersebut berakhir dan Kanya mempersiapkan diri untuk langsung berangkat, tetapi kanya menghampiri Lisa Rekan kerja Kanya yang berbeda bagian,

"Lis, Aku nitip Kunci ya, Nanti adikku ambil paling nanti dia ke security" ucap Kanya

"Pulangnya ikut Jemputan, Nggak Capek Anya.."Tanya Lisa Balik

"Malah lebih Capek Nyetir Lis"Jawabnya dengan Senyuman

Sambil Pamit Kepada Atasannya Kanya Berangkat dengan Tas Gendong dan Mantel Panjang warna Abu-Abu Kesayangannya di Tangannya, Kanya lebih memilih Menggunakan Mobil Opeasional Perusahaan dan dia menuju Parkiran.

"Ayo Pak…" Ucapnya dengan Sumringah.

"Siap Mbak…."Jawab Sang Pengemudi

"Pak Nanti adik saya kesini ambil Mobil saya ya pak"Ucapnya kepada salahsatu security

"Oh siap Mbak" jawab ramah Mereka

Kanya merebahkan kursinya, Kalau bisa jujur Kanya merasa sangat Lelah di tambah dengan kejadian kemarin dengan Tyo, tetapi Kanya adalah wanita Kuat dia selalu berpikir dia adalah putri tertua di keluarganya dia harus kuat dan memberi contoh yang baik untuk adiknya, Kanya merasa sedikit santai karena sejak semalam Tyo berhenti menghubunginya, kanya terus sibuk mengirim dan menerima pesan dari ibunya mengabarkan keadaannya dan posisinya sekarang, Kanya terbiasa selalu memberi kabar kepada Keluarganya.

****

Disisi lain Tyo Sudah tiba di kantornya, sekitar 10-12 meja dan Meja Tyo paling besar dan seperti pusat dari meja – meja tersebut, Tyo Terlihat begitu tidak sehat wajahnya begitu pucat, Tyo Duduk membelakangi mejanya dan Menghadap ke tembok dia terus memikirkan tentang Kanya, Tyo terlihat menghubungi seseorang,

"Pak, Jam berapa ya pertemuan dengan PMM"Tanya Tyo kepada seseorang yang akan mengadakan pertemuan dengan belahan jiwanya Kanya.

"Ok, pak terimakasih ya infonya"

Tyo berbalik dan menyelesaikan berkas-berkas yang perlu ia periksa dan tanda tangani,

"Wit nanti Jam 09:30 kita mulai Cek ke loby" ucapnya tegas

Tyo sedang mempersiapkan tempat dan posisi untuk Contoh Produk barunya yang akan di pajang di Loby perusahaannya dan itu juga menjadi salahsatu alas an Tyo untuk bias melihat Kanya, Tyo menuju ke Loby dan terlihat membawa ponsel beserta buku catatan di tangannya, Tyo terlihat gagah dan menawan setiap wanita pasti akan memujinya tidak terkecuali Wita Staff dari Tyo, Wita sampai sangat heran kenapa Kanya bias membuat seorang Tyo Tidak berdaya seperti sekarang ini, Loby perusahaan Tyo bekerja sangat Luas dan tidak jauh berbeda dengan ruang pameran, Wita terus berkoordinasi dengan bagian lain di posisi yang sudah disepakati dan Tyo sesekali memeberikan saran dan persetujuannya, Tiba-Tiba Mata Tyo tertuju pada Pintu masuk yang terbuka, Kanya tiba dengan menggunakan Mantelnya Kanya begitu terlihat sangat Profesinal dan mandiri langkahnya terlihat pasti dan langsung menuju meja penerima tamu, Kanya menulis di buku tamu dan penerima tamu meminta kanya menunggu di sofa sebelah kiri, Ketika berbalik dan akan duduk Mata kanya melihat Tyo yang terus menatapnya dan Kanya langsung tertunduk tidak berani menatap mata yang kemarin ia tinggalkan begitu saja, perhatian Tyo terpecahkan oleh seseorang yang mendatangi Kanya, Dan Kanya akhirnya pergi dari Loby menuju ruang pertemuan, Tyo semakin merasa badannya tidak bias di tolelir lagi, Matnya sudah sangat berkunang-kunang dan To meminta izin untuk kembali ke ruangan setelah melihat Kanya ketika memasuki ruangannya, tiba-tiba Tyo ambruk Tak sadarkan diri, semua orang panic bukan main melihat atasan mereka ambruk di hadapan mereka,

"Pak…pak…."

"Cepat bawa ke klinik"

Satu ruangan panic dan heboh, 4 orang membawa Tyo ke Klinik dan satu orang sepertinya memiliki tingkat jabatan yang sama dengan Tyo terus berada di sisi Tyo,

"DI rujuk ke Rumah sakit saja Dok, Takut ada apa-apa"Ucap Pak Gery

"Baik Pak, Kita siapkan Amulancenya"Jawab dokter di klinik perusahaaan tersebut

Kanya yang berada di salahsatu ruang pertemuan pertemuan tersebut akhirnya mendengar kabar ambruknya Tyo,

"kok bisa sakit apa gimana mbak"Tanya mereka ke salahsatu rekan mereka yang baru bergabung dipertemuan tersebut.

"kurang tahu juga, sepertinya langsung di bawa ke rumah sakit, soalnya belum sadar juga"jawab nya

Gelisah, dan khawatir juga dirasakan oleh Kanya, Walaupun ditengah Kekhawatiran Pertemuan itu akhirnya selesai pada pukul 02:30 siang Kanya langsung kembali ke kantor, sesampainya di Kantor kanya terus bingung harus bagaimana, tetapi Kanya terus menyelesaikan pekerjaannya yang tersisa karena besok sudah akhir pekan dan bagi Kanya sebisa mungkin tidak menunda pekerjaan ketika akan libur, pukul 05:00 Jam pulang kantor Kanya pulang dengan Bis Jemputan Bersama para pegawai Operator lainnya karena Kanya lebih merasa nyaman dengan mereka, Kanya memesan Angkutan online ditempat pemberhentian Jemputannya Kanya bemaksud menemui Tyo, Kanya sudah sangat hapal rumah sakit tempat Tyo akan di rawat.

****

akhirnya Kanya Tiba di depan rumah sakit dan benar saja sudah banyak pegawai yang seragamnya sama dengan Tyo, Sebelum turun Kanya menggunakan Mantel dan tudung kepalanya dan berjalan menuju meja Penerima Tamu, disana Kanya bertanya kamar untuk pasien Bernama Bramantyo Wijaya, dan perawat mengatakan di Lantai 4 Ruang VVIP Kanya tidak heran dengan jabatan Tyo wajar jika dia menempati Kamar VVIP, Kanya terus berjalan menuju kamar tersebut, beberapa orang terlihat berjalan keluar dan sepertinya bukan pegawai biasa dan bukan warga Negara Indonesia juga Kanya sesekali melambatkan Langkahnya untuk memastikan sudah tidak ada orang di dalam sana, Tirai Kamar tersebut sedikit terbuka dan Kanya memastikan tidak ada orang Kanya masuk dan Mata Kanya terus berkaca-kaca, Perlahan Kanya terus melangkah, Kanya tidak tahu apakah Tyo tertidur apa masih belum sadarkan diri, tiba-tiba Perawat masuk untuk memeriksa infusan Tyo,

"Maaf Sus, Keadaanya Bagaimana ya"Tanya Kanya

"Tadi sekali sudah sadar Mbak tapi hanya sebentar sepertinya sudah berhari-hari tidak masuk makanan mbak, nanti kalau pasien sadar bisa di bantu untuk makan mbak" perawat menjawab dengan sangat detail

Kanya mengangguk, dan juga Kanya membawa Bubur kegemaran Tyo saat bersamanya, tanda bahwa Kanya juga sangat peduli terhadap Tyo, Kanya melihat mangkuk yang berisi air dan handk kecil masih bersih berada di meja samping ranjang, Kanya pergi ke kamar mandi dan berganti Pakaian lebih santai Kanya sudah meminta izin kepada keluarganya untuk tidak pulang dengan alasan salahsatu temannya masuk rumah sakit dan tidak ada yang menemaninya, Kanya memberihkan Tyo seperti seorang istri membersihkan seorang suami mulai dari wajah tangan badan, ketika Kanya hendak membersihkan wajahnya, Tyo tampak sadarkan diri dan Kedua mata bertemu dan Kanya memeluk Tyo dengan Isak tangis meminta maaf kepada Tyo,

****

To Be Continued.....