Sebuah tembok dengan tinggi 10 meter terlihat dari kejauhan saat kelompok dari guild asamuda geng keluar dari hutan. Adipa yang mengendarai kadal besar itu menunjuk dan berkata pada ke 3 teman yang ada di belakangnya.
"Nah itu dia. Itu Tempest" Afung, Gita, dan Melisa memeriksa struktur tembok tersebut dan mulai mengingat bagaimana ciri-ciri dari tembok kota Tempest di ingatan mereka jaman dahulu.
"Tower untuk pemanah" gumam Afung.
"Gerbang berukuran besar" sahut Melisa.
"Pasukan penjaga yang memancarkan aura mengancam" lanjut Gita.
"Jangan lupa lubang-lubang sialan di tengah tembok itu yang merupakan tempat para spearman menusukkan tombak mereka" Adipa menambahkan detail tembok kota Tempest.
Akhirnya Afung, Gita, dan Melisa mulai perlahan mempercayai kata-kata Adipa. Meski begitu Afung masih sedikit meragukan kebenaran hal itu dan mencoba menyangkalnya.