Di lantai teratas sebuah gedung pencakar langit.
Di dalam sebuah kantor yang minimalis dan elegan.
Fan Yu sedang memegang segelas anggur merah sambil berdiri di depan sebuah jendela Prancis.
Matanya yang berwarna cokelat tua dengan lesu menatap bulan di luar jendela. Tidak ada emosi pada wajah tampannya.
Ia bahkan belum meminum anggurnya sedikit pun.
Dengan gelas di tangannya, pria itu menatap keluar jendela.
Akan tetapi, terasa kesan kesepian dalam diri pria itu, seakan ia sudah dibuang oleh seluruh dunia ini dan hanya ditemani oleh sinar bulan ….
Bayangan orang yang dulu senang memanggilnya "Kakak Fan Yu" terlintas di benaknya.
Ketika mereka berpisah, mata wanita itu memerah, tapi ia tidak menangis.