Pagi-pagi keesokan harinya, cahaya matahari yang pertama menyinari balkon yang berwarna putih mutiara.
Tirai jendela masih belum ditarik dan sedikit terayun oleh embusan angin.
Cahaya matahari menyinari lantai kamar tidur tersebut mengikuti gerakan tirai ….
Di atas tempat tidur yang berwarna biru langit, selimut itu sudah kusut membentuk tumpukan yang tinggi.
Nian Xiaomu tertidur dengan lelap dalam kehangatan sebuah pelukan. Seperti anak kucing liar yang mengasah cakarnya, kepala mungil wanita itu terus-menerus menyenggol dada tempatnya bersandar.
Ketika mata wanita itu silau karena sinar matahari, ia menarik selimut dengan putus asa dan berbalik ke samping mencoba untuk terus tidur.
Gerakan mendadak itu membuat kepala Nian Xiaomu sakit.
Sekujur tubuh wanita itu terasa aneh ….
Bantalnya terasa sangat nyaman hari ini. Lembut, empuk, dan juga hangat ….