"Mo Yongheng …."
Cengkeraman Zheng Yan pada ujung kemeja Mo Yongheng menjadi makin kuat. Rasa panik lebih terlihat di wajah wanita itu. Ia merasa situasinya lebih buruk dibandingkan jika ayahnya mengetahui kalau ia telah tidur bersama dengan Mo Yongheng semalam.
Mo Yongheng meraih punggung tangan halus wanita itu dan menggenggamnya dengan lembut.
Merasakan dinginnya tangan Zheng Yan, pria itu tidak dapat menahan diri dan mengernyitkan alisnya dengan tidak senang sambil mengeratkan cengkeramannya pada tangan wanita tersebut.
Mo Yongheng lalu berkomentar perlahan, "Bukan apa-apa. Saya bertemu dengan Zheng Hao waktu itu. Ia baru saja belajar sedikit ilmu bela diri dan ingin mempraktikkannya pada saya. Karena saya mempunyai waktu luang, saya membantunya berlatih sebentar tapi tidak berhenti cukup cepat dan tanpa sengaja memukulinya beberapa kali. Benar bukan, Zheng Hao?"