Zheng Yan sangat menyayangi ayahnya.
Mo Yongheng sangat mengerti akan hal ini melebihi siapa pun juga.
Zheng Yan telah kehilangan ibunya sejak kecil. Ayahnya menjadi ayah sekaligus ibu dan bahkan harus menangani urusan di Perusahaan Zheng juga.
Walaupun begitu, ayahnya tetap sangat menyayanginya dan membesarkannya sebagai putrinya yang tercinta.
Pria itu termasuk ayah yang lembut.
Tidak heran setelah mendengar ayahnya telah pulang dari luar negeri, Zheng Yan begitu gembira. Wanita itu tidak lagi peduli tentang melarikan diri. Ia hanya ingin pulang untuk bertemu dengan ayahnya.
Mo Yongheng tidak menghentikan wanita itu.
Ia tahu ia tidak bisa melakukannya.
Pria itu hanya menyaksikan saat Zheng Yan menarik kopernya dan berlari ke tepi jalan untuk memanggil sebuah taksi lalu menghilang dari pandangannya.
Hati Mo Yongheng seakan telah digali keluar dan mendadak terasa kosong.
Pada saat ini, ponselnya berdering.