Walaupun Zheng Yan tidak melihat ataupun mendengar suara pria itu, entah mengapa ia merasa pria itu seakan berada tepat di sampingnya … di suatu tempat yang dekat dengannya.
Setiap kali seseorang memasuki ruang istirahat VIP, ia mengangkat kepalanya dengan tegang untuk melihat siapa orang tersebut.
Seakan Mo Yongheng akan muncul di hadapan wanita itu detik berikutnya.
Beberapa menit yang tegang berlalu namun Mo Yongheng tidak muncul.
Zheng Yan akhirnya menarik napas lega dan melorot kembali ke sandaran kursinya dengan lelah. Ia menundukkan kepalanya dan memasukkan ponsel yang telah dimatikannya ke dalam tas. Wanita itu meyakinkan dirinya kalau ia mematikan ponselnya hanya karena ia akan segera menaiki pesawat, bukan karena takut pada Mo Yongheng.
Ia hanya menuruti aturan dan mematikan ponselnya lebih awal dari orang lain.
Setelah meyakinkan dirinya cukup lama, akhirnya wajahnya tidak lagi terlihat muram.