Cahaya dari luar jendela menyinari tempat tersebut dan menerpa wajah Mo Yongheng. Wajahnya samar karena ia membelakangi cahaya. Perasaan asing terasa makin kuat saat pria itu berjalan mendekat ….
"Aku merasakan ketidakpuasan dari pesan teksmu. Kelihatannya yang berbahaya bukanlah Mo Yongheng melainkan dirimu!"
Kata-kata Nian Xiaomu terulang di benak Zheng Yan.
Zheng Yan meletakkan tangannya di dada. Ini adalah pertama kalinya ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat di hadapan lawan jenis. Wanita itu tidak tahu apakah ia merasa gugup ataukah malu. Ia hanya melihat Mo Yongheng berjalan ke arahnya dan tiba-tiba wajahnya merona dan ia ingin … berlari.
Atau lebih tepatnya kabur.
Akan tetapi, sebelum ia sempat melangkah, Mo Yongheng sudah berjalan ke depan wanita itu dan menatapnya.
"Kau sakit? Wajahmu merah sekali."
"…."
Siapa yang bilang kalau wajah merah itu berarti sakit? Wanita itu hanya malu!