Setelah melontarkan kata-kata tersebut dengan marah, Zheng Yan mengambil cangkir kopinya dan meminum dua teguk besar.
Sikapnya yang terus terang yang sebagian adalah untuk meluapkan amarahnya, sangat berbeda dari citra seorang putri keluarga kaya yang sopan dan santun.
Caranya berbicara juga sangat mendominasi.
Meskipun hanya berkeluh kesah, entah mengapa, ia terlihat menggemaskan dan memiliki keterusterangan yang berharga.
Zheng Yan sebenarnya luar biasa, tapi ia sendiri tidak menyadarinya.
Pria manapun yang tertarik padanya dan menyingkirkan pandangan bias terhadap penampilannya akan dengan mudah menyadari kalau wanita itu tidak hanya memiliki penampilan yang cantik tapi juga kepribadian yang menarik.
Mata Fan Yu sedikit mengerjap, senyum samar terlihat di wajahnya.
Seringai lembut di wajahnya tersebut tidak berarti menganggap remeh Zheng Yan, melainkan suatu kekaguman terhadap wanita itu.