"Kau baru saja mengalami keguguran, kau tidak boleh menangis seperti itu. Kalau tidak, akan ada efek sampingnya di masa yang akan datang dan kau akan mudah menangis setiap kali angin berembus. Kau mengerti?" Qi Yan memegang wajah Tan Bengbeng dengan kedua tangannya dan dengan sikap yang sangat serius mengingatkan wanita itu, mengesampingkan ekspresi usilnya.
Qi Yan tidak akan bergurau jika itu menyangkut kesehatan Tan Bengbeng.
"Aku tidak menangis. Angin menyapu mataku jadi rasanya kurang nyaman." Tan Bengbeng bergumam dengan tenang sambil menenangkan dirinya dan buru-buru keluar dari pelukan Qi Yan ketika ia ingat ada orang lain di kamar tersebut.
Qi Yan juga tidak membongkar kebohongan Tan Bengbeng. Melihat bagaimana wanita itu jelas-jelas merasa sedih tapi masih berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja, hati Qi Yan terasa sangat sakit.
Qi Yan tidak lagi merasa cemburu tentang hal tersebut setelah mengetahui kalau wanita itu merindukan kakaknya.