Mo Yongheng juga tidak suka melihat Qi Yan. Akan tetapi, saat ini, ia lebih mengkhawatirkan apakah ia bisa tetap berada di sisi Tuan Mo Tua untuk merawatnya. Karena itu, ia hanya memelototi Qi Yan dan memberi isyarat padanya untuk memperhatikan apa yang sedang terjadi.
Detik berikutnya, Qi Yan mulai membuat masalah.
"Kau tidak mau mengaku kalau wajahmu itu sialan dan malah berani memelototiku!"
"…."
Wajah Mo Yongheng menggelap. Ketika ia hendak mengatakan sesuatu, Qi Yan sudah mencondongkan wajahnya ke arah Mo Yongheng dan berbisik dengan suara rendah yang hanya dapat didengar oleh mereka berdua, "Memohonlah padaku, saat ini hanya aku yang bisa membiarkanmu untuk tetap berada di sisi kepala Keluarga Mo. Memohonlah, dan aku akan membantumu!"
"…."
Mo Yongheng menatap lekat-lekat pada wajah licik tidak tahu malu itu. Ia ingin sekali menendang Qi Yan!
Mo Yongheng sedikit memicingkan matanya dan menahan amarah di dalam hatinya.