"Tuan Muda Yongheng …." sang asisten kembali dengan dua cangkir kopi di tangannya. Ia berdiri di pintu sambil menatap kosong pada Mo Yongheng yang tiba-tiba mengatakan hendak keluar untuk mencari udara segar.
Beberapa detik kemudian, pria itu menundukkan kepalanya menatap cangkir kopi di tangannya.
Ia seakan sedang berpikir untuk siapa kopi itu jika Mo Yongheng pergi dari ruangan tersebut.
"Berikan kedua cangkir itu padaku." Nian Xiaomu tersadar kembali dan memberi isyarat pada sang asisten.
Sambil meminum kopinya, Nian Xiaomu merenungkan apakah reaksi Mo Yongheng sebelumnya adalah karena ia mencari alasan untuk keluar ataukah pria itu benar-benar merasa dadanya sesak dan ingin menghirup udara segar.
Jika itu adalah yang terakhir ….
Hmph!
Nian Xiaomu meludahkan kopi panas itu setelah meminum seteguk besar karena merasa bersalah.