"…."
Tan Bengbeng menatap lekat-lekat pada Qi Yan seakan sedang berusaha mengetahui apakah pria itu sedang menyusun rencana lain untuk berbohong padanya.
Wanita itu hanya melihat ekspresi tulus di wajah Qi Yan setelah menatap begitu lama.
Pria itu bahkan mulai menjelaskan, "Hanya sedikit orang yang mengetahui kalau Qi Yan adalah nama asliku. Orang-orang suka memanggilku Raja Neraka, atau … Raja Obat."
Sedikit rasa sedih terdengar di dalam nada pria itu.
Selain keluarganya, hampir tidak ada seorang pun yang mengetahui namanya.
Jarang sekali ia berinisiatif untuk memberi tahu seseorang tentang hal tersebut, tapi wanita itu malah menganggapnya sebagai suatu kebohongan. Ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa tertekannya perasaan pria itu.
Akan tetapi, Qi Yan tidak bisa menyalahkan Tan Bengbeng. Dialah yang lebih dulu berbohong pada wanita itu.
Pria itu hanya bisa menyimpan perasaan tertekan tersebut untuk dirinya sendiri ….