Setelah itu, Tan Bengbeng berpikir mungkin karena setelah meninggalkan pulau ini, kemungkinan besar ia tidak akan melihat Qi Yan lagi seumur hidupnya. Itulah sebabnya ia tiba-tiba ingin melakukan sesuatu untuk pria itu.
"Menjagamu? Menjaga seperti apa yang kau maksud?" mendengar kata-kata Tan Bengbeng, Qi Yan menyangga pelipisnya dengan jarinya yang ramping sambil bertanya.
Pria itu masih demam, wajah sinisnya terlihat sedikit merona.
Matanya yang panjang, sipit dan menggoda terlihat sedikit lelah, tapi tatapannya tetap sangat tidak sopan.
Sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah seringai dan ia meneruskan, "Betul juga. Kau seharusnya benar-benar berterima kasih padaku dengan pantas. Aku menjagamu setiap malam dan jarang bisa tidur dengan baik. Tubuhku serasa dikosongkan. Aku patut mendapatkan status sebagai pekerja terbaik!"
"…."