Tan Bengbeng teringat akan sesuatu dan berlari keluar dengan tegang.
Ia berlari-lari kecil ke tepi pantai.
Angin bertiup dengan kencang membuat lautan luas yang berombak menggulung setinggi beberapa meter dengan satu embusan.
Dengan cepat, ombak menerpa pantai dan mundur kembali ke laut.
Terus berulang seperti itu.
Tidak sedikit pun bayangan seorang manusia yang terlihat di pantai, apalagi sebuah kapal.
Ketika Tan Bengbeng mengira ia telah terlambat dan semua orang sudah meninggalkan pantai tersebut, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang pelan di belakangnya.
Terdengar seperti suara kursi roda yang menggelinding di atas tanah.
Wanita itu berbalik dengan terkejut.
Untuk beberapa alasan, ia mendadak merasa lega ketika melihat tatapan sedingin es dari orang yang duduk di kursi roda di belakangnya.