Pria itu berhidung mancung, sudut bibirnya yang sangat tipis sedikit melengkung naik. Sekali lirik, pria itu memancarkan aura yang dingin.
Tampan belum cukup untuk menggambarkan kesan yang diberikan oleh orang ini pada Tan Bengbeng.
Meskipun duduk di kursi roda dan karena itu jauh lebih pendek dari Tan Bengbeng, pria itu memancarkan aura jahat dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
Pria itu menimbulkan perasaan seakan ia bukan manusia, bukan pula iblis.
Ia seperti karakter yang muncul dari komik dua dimensi ke dalam dunia nyata.
Melihat pakaian yang dikenakan oleh Tan Bengbeng, sudut bibir pria itu semakin melengkung dan seulas senyum samar-samar terlihat di wajah orang tersebut, membuatnya terlihat lebih jahat.
Tan Bengbeng tidak mengatakan sepatah kata pun. Ia telah mencoba sebelumnya tapi tenggorokankanya sepertinya tercekat karena air laut dan sedang dalam tahap pemulihan. Karena itu, sulit baginya untuk berbicara.