Manajer Ai Ruili mengangguk singkat dan tiba-tiba dia menatap telinganya. "Ai Ruili, di mana anting-antingmu?"
"Anting-anting?!" Ai Ruili merasakan telinganya dan bertanya dengan suara nyaring, "Mengapa anting-anting itu hilang!"
Matanya berputar, mencari anting-antingnya.
Manajernya bertanya, "Apakah kamu menjatuhkannya ketika kamu buang air kecil?"
"Aku tidak tahu," jawab Ai Ruili dengan tatapan kosong di matanya.
Seolah-olah dia tidak bisa mengingat apa pun sama sekali.
"Aku harus mencarinya." Dia memegang keliman gaunnya dan berbalik.
Dia tampak cemas.
Manajernya meraih tangan Ai Ruili. "Kita tidak punya waktu. Kita masih punya janji makan malam pukul 8 malam dengan Direktur Liu."
"Tidak mungkin! Aku terbang ke Eropa hanya untuk mendapatkan anting-anting. Anting-anting ini seharga 180.000 yuan! Aku harus menemukannya." Ai Ruili bersikeras untuk pergi dan dia menarik tangannya.