Ming Ansheng menundukkan kepalanya dan menghindari Ming Zhongsheng.
"Apa maksudmu dengan itu?" Ming Zhongsheng memarahi Ming Ansheng dengan keras. "Dia adalah putramu!"
Ming Ansheng tersenyum dingin dan mengerutkan kening. "Kenapa kakek sangat marah?"
Ming Zhongsheng menyadari bahwa dia terlalu emosional dan dia menyesuaikan diri. Dengan suara berat, dia berkata, "Aku takut kamu akan meninggalkan putramu karena hubunganmu yang tidak berharga."
Ming Zhongsheng menegakkan punggungnya dan memasang ekspresi serius.
"Kakek, ketika kakek memaksaku untuk putus dengan Meiduo, bukankah kakek menghinanya? Aku ingat kakek mengatakan bahwa akan ada banyak wanita di ibu kota yang mau melahirkan anak-anakku?" Ming Ansheng mendengus jijik dan nadanya penuh sarkasme. "Kakek, bukankah kakek mengatakan bahwa kakek tidak akan pernah mengakui Meiduo kecuali kakek mati?"
Ming Ansheng menggunakan kata-kata Ming Zhongsheng sendiri untuk menyerangnya.